Ade Fitrie Kirana: Atasi Covid-19, Pemerintah Hadir dan Peran Aktif Masyarakat

Ade Fitrie Kirana menyorot cepatnya penyebaran virus ini di masyarakat turut pula dirasakan sejumlah negara.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 30 Mar 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2020, 05:00 WIB
Ade Fitrie Kirana
Ade Fitrie Kirana. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengatasi penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Indonesia, menjadi penting pengambilan keputusan yang tepat dan peran aktif masyarakat. Apalagi, cepatnya penyebaran virus ini di masyarakat turut pula dirasakan sejumlah negara. Ade Fitrie Kirana pun menyorot hal ini.

"Saya baca di sejumlah media nasional, penyebaran virus Covid-19 di seluruh dunia makin meluas. Dari yang saya baca, sampai 17 Maret 2020 lalu saja yang terinfeksi mencapai 180.000 orang lebih," kata Ketua Umum Yayasan Perlindungan Perempuan dan Anak (YPAA), Ade Fitrie Kirana saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (29/3/2020).

"Sementara yang meninggal sudah berjumlah 7.000 orang lebih. Angka ini jauh melampaui korban Avian Flu, SARS dan MERS. Mudah-mudahan tak sebesar korban Russian Flu tahun 1889, dengan korban jiwa 1 juta orang. Juga semoga jauh di bawah korban Spanish Flu tahun 1918-1920, yang memakan korban 50 juta orang meninggal," lanjut Ade Fitrie Kirana.

"Bisa kita simpulkan, pandemi virus Covid-19 ini serius. Kita juga belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Kalau dunia ingin nasibnya tidak seburuk ketika terjadi Russian Flu dan Spanish Flu di masa lampau, bangsa-bangsa sedunia harus sungguh bersatu dan bekerja sama untuk mengatasi pandemi virus yang ganas ini," ia menambahkan.

 

 

Peran Masyarakat

Ade Fitrie Kirana
Ade Fitrie Kirana. (Ist)

Artis dan penggiat sosial ini menambahkan, pemerintah telah bekerja keras mengatasi meluasnya virus corona. Ia pun mengimbau peran aktif masyarat penting untuk mencegah meluasnya virus.

Namun, ia menyangkan respon masyarakat yang seolah mengambil keuntungan dari kasus ini. Ade Fitrie Kirana menuturkan, beragam respons diperlihatkan para pengguna media sosial terkait virus Covid-19 dan ini rasaanya gak tepat sama sekali, belum lagi banyak pihak dengan sengaja mengambil keuntungan dari pada masker, sanitizer, desinfektan, APD, dan banyak lainnya.

"Ini sangat miris sekaligus menyebalkan. Aku adalah dalah satu yang butuh dan beli kebutuhan itu, namun harga semakin tidak masuk akal, belum lagi sebagai pengguna dan penikmat medsos dari awal kenapa beberapa petinggi kita mengeluarkan statement yang betul betul tidak pada tempatnya," kata Ade Fitrie Kirana.

Disinilah, lanjut Ade Fitrie Kirana, para public figure dan petinggi pemerintah dituntut lebih bijak dalam bertindak ataupun bertutur kata. Karena akan menjadi panutan rakyatnya. Dimana empati yang dimiliki setiap orang sebagai implementasi Pancasila tentang humanity atau nilai kemanusiaan, khususnya sila pertama dan kedua yang berbunyi: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Social Distancing, Langkah Terbaik Saat Ini

Ketua Umum Yayasan Perlindungan Perempuan dan Anak (YPAA), Ade Fitrie Kirana menyampaikan, bahwa keputusan Presiden Joko Widodo yang memutuskan hanya menerapkan kebijakan social distancing atau pembatasan atau menjaga jarak sosial saat ini tepat dilakukan.

"Dan seperti yang pemerintah katakan dan takutkan bahwa tindakan lockdown artinya akan membatasi suatu wilayah dan itu memiliki implikasi ekonomi, sosial, dan keamanan," kata Ade Fitrie Kirana.

"Karena itu, kebijakan lockdown belum bisa diambil dan saat ini yang paling tepat juga efektif adalah kebijakan social distancing, yaitu membatasi jarak penduduk sehingga penularannya terkendali, pemerintah ingin aktivitas ekonomi tetap berjalan meskipun penyebaran virus ini terus menyebar, apalagi banyak sekali warga Indonesia yang bekerja mengandalkan upah harian," lanjutnya.

Menurutnya, dengan lockdown semua orang akan berada di rumah, maka aktivitas ekonomi juga berhenti. "Memang dilema jika memikirkan hal ini, termasuk saya pun stress memikirkan hal ini, namun akan lebih stress dan bisa chaos jika pemerintah telat mengambil keputusan," kata Ade Fitrie Kirana.

"Untuk Indonesia, negara kita, jumlah penduduk yang terinfeksi jumlahnya belum tergolong besar. Alhamdulillah. Namun, yang mencemaskan jumlahnya makin bertambah. Kita tidak ingin pada saat negara-negara lain sudah susut jumlahnya, justru kita yang meningkat. Jangan sampai Indonesia menjadi 'epicenter baru' setelah saat ini bergeser dari Tiongkok ke Eropa," lanjutnya.

Global Village dan Enam Langkah Darurat Pemerintah

Ade Fitrie Kirana menambahkan, konsep global village yang disampaikan Marshall McLuhan tahun 80-an lalu semakin menjadi kenyataan. Tak hanya di bidang komunikasi, apa yang terjadi di belahan dunia lain akan cepat diketahui, saling terhubung dan berdampak.

"Saya senang, saat ini negara-negara di seluruh dunia makin serius dan makin efektif dalam menangani pandemi virus korona ini. Yang dilakukan juga makin terarah, tegas dan nyata," ujarnya.

Menurutnya, sejumlah kota di berbagai negara, bahkan di wilaya suatu negara memberlakukan "lockdown". Artinya, penduduk dilarang meninggalkan rumah masing-masing atau sangat dibatasi kegiatannya. Tempat-tempat yang mengundang atau membuat manusia berkumpul, termasuk rumah makan, toko-toko dan tempat-tempat hiburan misalnya, ditutup. Kota dan negara yang di "lockdown" juga dinyatakan tertutup dari kedatangan penduduk negara lain. Tujuannya satu, menyelamatkan masyarakat dan manusia. Orang-seorang.

"Tentu masyarakat menjadi tidak nyaman dan kebijakan ini juga ada risiko-risikonya, termasuk kerugian dari sisi ekonomi. Tetapi kebijakan dan tindakan itu harus diambil. Keselamatan dan kelangsungan hidup manusia di atas segalanya, bayangkan anak dan keluarga kita walau mereka pasti butuh makan namun resiko yang kita bawa dalam mencapai hal tersebut berakibat fatal," kata Ade Fitrie Kiran.

"Saya kira juga masyarakat Indonesia, menyambut baik langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan upaya penanganan virus korona. Langkah yang lebih serius, atau sangat serius, memang diperlukan. Secara jujur harus saya katakan bahwa pemerintah harus melakukan koreksi dan perbaikan atas langkah-langkah awal yang dilakukan," ujarnya.

"Lagi-lagi saya paham pasti sangat berat dan dilema dalam mengambil keputusan ini. Pilihan lockdown tidak mudah dilakukan dan untuk lockdown sebuah kota harus memperhatikan beberapa prasyarat," kata Ade Fitrie Kirana.

 

Enam Langkah

Ia pun menyampaikan enam langkah yang harus dilakukan pemerintah sesegara mungkin, yaitu:

Pertama, pemerintah harus mampu menjamin ketersediaan logisitik, bahan makanan, dan air bersih untuk seluruh masyarakat dalam satu kota. Fasilitas publik seperti lisirik, air, dan akses komunikasi informasi tetap berjalan baik.

Kedua, membuat aturan belanja. Orang yang mempunyai uang tidak boleh seenaknya memborong semua bahan pokok yang akhirnya menyebabkan harga barang melambung juga langka di pasaran. Pembatasan untuk membeli masker, hand sanitizer, dan pangan dan menjaga stabilitas harga serta pasokan sembako. Juga garus ada sanksi bagi pedagang pasar yang menaikkan harga.

Ketiga, siapkan sarana informasi di media mainstream maupun medsos yang terpola, sehingga masyarakat mendapat informasi yang jelas.

Keempat, liburkan semua aktifitas sekolah, kantor, dan lain-lain kecuali rumah sakit. Aktivitas mulai dilaksanakan kembali setelah dua minggu atau 14 hari sesuai rekomendasi WHO.

Keenam, melakukan disinfeksi seluruh area termasuk fasilitas umum, asrama, dan lain-lain. Seluruh warga kota diberitahu untuk melaporkan anggota keluarga yang menunjukkan gejala seperti Covid-19.Bila kasus melonjak, pemerintah harus menyiapkan rumah sakit perawatan alternatif yang ada dalam satu wilayah, termasuk tenaga kesehatan cadangan atau tambahan, karena mereka juga harus menjaga daya tahan tubuh.Pemerintah daerah di sebuah wilayah harus menilai kemampuannya sendiri untuk karantina selama 1-2 minggu. Lockdown tidak mudah dilakukan, tetapi untuk menghentikan persebaran virus ini dan menyelamatkan lebih banyak masyarakat dari infeksi, maka kebijakan lockdown terbatas pada wilayah tertentu perlu diperitimbangkan namun harus segera diputuskan.

"Bisa kita simpulkan, pandemi virus korona ini serius. Kita juga belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Kalau dunia ingin nasibnya tidak seburuk ketika terjadi Russian Flu dan Spanish Flu di masa lampau, bangsa-bangsa sedunia harus sungguh bersatu dan bekerja sama untuk mengatasi pandemi virus korona yang ganas ini," kata Ade Fitrie Kirana.

"Doa terbaik untuk seluruh masyarakat indonesia yang ku cintai dan kepada seluruh pemimpin pemerintahan, kepada seluruh tim medis, seluruh relawan, seluruh petugas dan seluruh pegawai yang sampai saat ini terus berusaha keras untuk menyelamatkan kami seluruh rakyat indonesia. Semoga Allah berikan kekuatan, kesehatan lahir batin, dan segara mereda bahkan hilang virus Covid-19 sebelum bulan Ramadhan tiba, Aamiin allahuma Aamiin," ujar Ade Fitrie Kirana memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya