Liputan6.com, Jakarta Denny Cagur terjun ke politik. Keputusan ini bermula saat personel Cagur itu berkolaborasi dengan Eko Patrio untuk membuat konten di kanal YouTube. Setelahnya keduanya membahas poltik.
Denny Cagur menyebut, politik bukan hal baru baginya. “Lo kalau search Instagram atau Twitter gue, gue tuh follow politisi-politisi. Gue update banget berita politik yang lagi terjadi,” urainya.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan lima tahun terakhir, Denny Cagur mencermati suhu politik dan bagaimana setiap kubu melancarkan strategi. Dari situ, ia makin melek politik dan tertarik untuk terjun.
Gue Ikuti Semuanya
“Gue mengikuti semuanya tapi gue menempatkan diri sebagai penonton (gue cuma) seru di luar saja,” beri tahu komedian kelahiran Bandung, 29 Agustus 1977 ini. Ia mengandaikan politik kayak ikan cupang.
“Istilahnya, kalau lo lagi senang ikan cupang lo mulai beli ikan cupang, lo makin senang kan. Begitu pun gue, semakin gue mengikuti berita selama beberapa tahun ini mengikuti perkembangannya gue makin tertarik,” katanya.
Advertisement
Tawaran dari Mas Eko
Ini disampaikannya dalam video “Bukan Main-main, Beginilah Strategi Jadi Politik Ala Nikita Mirzani dan Denny Cagur” di kanal YouTube Nikita Mirzani, Rabu (16/12/2020).
“Akhirnya datang tawaran dari Mas Eko. Awalnya collab YouTube ngobrol-ngobrol. (Gue tanya) mas gimana rasanya jadi politisi. (Dia bilang) seru begini-begini-begini,” ia menyambung.
Gue Mau, Gue Tertarik
Beberapa hari setelahnya, Eko Patrio menghubungi Denny Cagur lewat WhatsApp. Suami Viona Rosalina menawarinya menjadi pengurus partai politik. Denny Cagur tak langsung mengiyakan.
“Jawaban gue begini: secara pribadi gue mau, gue tertarik,” kenang ayah dua anak ini kemudian menambahkan, “Ada dua orang yang mesti gue mintai restu, istri dan orangtua.”
Advertisement
Minta Waktu Dua Hari
Tak butuh waktu lama bagi Denny Cagur untuk meminta restu ibunda dan istri tercinta. “Mas, gue minta waktu dua hari gue mau minta restu istri dan ibu,” bintang Opera Van Java mengingat.
Sebelumnya, Denny Cagur menyebut profesi apapun ada sisi hitam dan putih. Politikus hitam menyalahgunakan kekuasaan dan korupsi untuk memperkaya diri sekaligus menyengsarakan rakyat.