Liputan6.com, Jakarta Nama Rahmawati Kekeyi Putri Cantikka meroket gara-gara tutorial rias wajah dengan balon berisi air. Ditonton 12 juta orang pada 2018, membuat Kekeyi terkenal dan kini jadi pesohor.
Menjadi selebgram tak seasyik yang dibayangkan. Kekeyi kerap jadi korban perundungan siber. Beragam komentar pedas warganet +62 kerap membanjiri kolom dan dibaca ibunya.
Advertisement
Baca Juga
“Saya tidak boleh di depan dia rasa sakit saya itu saya tunjukkan ke dia. Tapi gimana caranya saya untuk memperbaiki dia supaya dia tidak dihujat. Gitu saja,” kata Ida, ibunda Kekeyi.
Saya Harus Kuat
“Saya enggak mau istilahnya dia nanti karena bully-an itu, saya marah ke dia, saya enggak support dia, dia malah down. Siapa nanti yang mendampingi dia. Dan satu-satunya itu saya mamanya yang selalu di dekatnya. Saya harus kuat,” imbuhnya.
Penjelasan Ida kami kutip dari video bertajuk Kekeyi Banyak Berondong yang Ngejar Gue yang mengudara di kanal YouTube Melaney Ricardo, Jumat (18/6/2021).
Advertisement
Sering Menangis
Dalam interviu itu, Ida tak mau lagi menghitung berapa kali menangisi Kekeyi yang berkali dirundung warganet. Yang bisa ia lakukan saat ini, sabar dan tetap menjaga Kekeyi.
“Kalau masalah (menangis) itu sebenarnya sering banget. Istilahnya bagaimana, ya? Mau dilawan juga bagaimana? Jadinya ya sudah, usaha terbaik saya harus mengawasi dia,” Ida menyambung.
Menangis di Kamar
Kadang saat membaca komentar warganet di samping Kekeyi, air mata Ida menetes. Ia lalu buru-buru menyeka. Kekeyi bukan berarti kebal komentar julid. Namun ia punya cara sendiri untuk menangis.
“Aku sih sebenarnya diam-diam baca (komentar pedas warganet). Aku baca tetap. Cuma mamaku tuh kalau baca mesti di sampingku,” pelantun “Keke Bukan Boneka” berbagi cerita.
Advertisement
Menangis di Toilet
“Kalau aku baca di kamar, aku nangis enggak ada orang yang tahu,” Kekeyi menambahkan. Menangis sendiri, dianggap jalan tengah oleh Kekeyi untuk sementara.
Perundungan memang bukan hal baru bagi Kekeyi. Saat sekolah, ia kerap jadi sasaran hinaan teman sekelas. “Dulu waktu sekolah, menangis di toilet,” kenang Kekeyi.