Liputan6.com, Jakarta Ghaniyya Ghazi Derisa Yuzareta atau yang dikenal dengan Ghaniyya Ghazi, merupakan salah satu musisi muda asal Jakarta, Indonesia yang tengah dalam masa produktif. Hingga kini, sudah ada beberapa lagu dan EP yang sudah dirilis di sepanjang kariernya.
Bahkan, kini Ghaniyya Ghazi sedang menggarap album baru yang akan diluncurkan pada tahun ini. Ia sedang menyiapkan album berjudul Transitions yang berisi lagu-lagu favorit ciptaannya sendiri, termasuk “DuDuDu”.
Karya baru Ghaniyya ini terinspirasi dari perjalanan awal ia pindah ke Amerika Serikat. Banyak hal baru yang ia pelajari serta hal baru yang tidak pernah dijalani sebelumnya, baik itu dari sisi emosional, situasi, maupun secara fisik.
Advertisement
Hal-hal itu mendukung perjalanan Ghaniyya selama di Amerika Serikat dan menjadi sesuatu yang amat berarti. Ia juga merasa hal tersebut harus disalurkan dalam sebuah karya yang kelak diciptakan olehnya sendiri.
Acara Kampus
Mengisi waktu di luar penggarapan album baru, Ghaniyya Ghazi turut menjadi salah satu dari tiga vokalis kakak kelasnya di acara kampusnya, Berklee Indonesian Night 2022: Back To The Future.
Acara yang tayang pada Sabtu, 23 April 2022 ini memiliki tayangan ulang yang dapat disaksikan di media sosial Ghaniyya serta Berklee Indonesia.
Ghaniyya saat ini sedang menjalankan studinya di Berklee College of Music, Boston, Amerika Serikat. Ghaniyya mengambil jurusan songwriting karena selama ini semua karya yang telah ia rilis, liriknya ditulis oleh Ghaniyya sendiri.
Dari hobinya yang senang membaca novel dan menonton film menghasilkan sebuah kalimat-kalimat yang diolah menjadi sebuah lagu oleh Ghaniyya.
Advertisement
Kelas Favorit
Selama Ghaniyya menjalankan kuliahnya sampai saat ini, ia sangat menyukai kelas lyric writing. Ia bercerita bahwa kelas tersebut biasanya memberikan tugas tiap minggunya. Saat pertemuan pada kelas tersebut, setiap mahasiswa memperlihatkan karya-karya yang telah dibuat oleh mereka.
Lalu mahasiswa serta dosen pada mata kuliah tersebut membuat ruang diskusi dari hasil karya yang telah dibuat oleh mahasiswa-mahasiwa tersebut.
“It’s so meaningful and helpful for me to develop the lyrics of the song I was going to make. Di situ kita gak harus baca novel tapi pikiran kita akan langsung terbuka dengan mendengar karya dari temen-temen kita dan juga dari hasil diskusinya itu,” tutur Ghaniyya.
Ghaniyya juga merasa senang bisa menjalankan pendidikannya di Berklee, ia merasa orang-orang di sana melihat seni lebih dalam dan bisa lebih saling mengapresiasi terhadap karya-karya yang telah dibuat oleh Ghaniyya sendiri maupun teman-temannya.
Dukungan Kampus dan Kebebasan Berkarya
Selain itu di kampusnya tersebut menyediakan sangat banyak fasilitas yang menunjang kebutuhan mahasiswanya seperti untuk latihan, membuat karya-karya baru, mendekatkan mereka dengan alat-alat musik yang sebelumnya mungkin jarang mereka gunakan, dan lain-lain.
Selain itu, seluruh dosennya pun sangat membantu untuk setiap masalah yang dihadapi mahasiswa-mahasiswanya terutama dalam hal berkarya. Mereka akan selalu siap sedia untuk membantu dalam setiap kesulitan tersebut.
Ghaniyya juga merasa bahwa berkarya di sana terasa lebih bebas, karena Ghaniyya bisa menyampaikan karyanya dengan sebebas mungkin hingga mendapatkan apresiasi sebesar itu.
Ada beberapa hal yang mencolok atau unik selama Ghaniyya belajar music di Berklee, banyak program-program yang dibuat oleh kampusnya untuk menunjang keberhasilan mahasiswanya, salah satunya adalah mendapatkan banyak kesempatan untuk mengisi gig di mana-mana.
Setiap bulannya selalu ada seperti konser dalam kampus yang diisi oleh mahasiswa-mahasiswa didalamnya dengan menampilkan banyak karya yang unik.
Advertisement
Kehidupan di Amerika
Selain itu juga bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai negara lalu melakukan kolaborasi bersama dengan membawa genre-genre tradisional dari negara masing-masing yang unik, membuat perjalanan kuliah Ghaniyya lebih menyenangkan.
Ghaniyya juga mendapatkan beberapa kesulitan yang ia hadapi selama menjalankan studinya di AS. Dari segi akademik, Ghaniyya tidak pernah merasa terbebani dan juga tidak mengalami kendala dalam hal tersebut.
Tetapi belajar hidup d isana terasa lebih sulit karena harus hidup sendiri dan belum terbiasa dengan suasana tersebut.
Selain itu juga Ghaniyya harus beradaptasi dengan cuacanya yang berubah-ubah karena itu akan mempengaruhi mood yang dibawa saat membuat karya maupun menjalankan aktivitasnya.
Tetapi kesulitan yang Ghaniyya hadapi di Indonesia selama belajar musik sedikit berbeda dengan di AS. Ghaniyya merasa karena ia adalah seorang penyanyi sekaligus penulis lagu juga dan objektif.
Ghaniyya adalah penyampaian pesan dari lagunya, lalu bahasa yang Ghaniyya gunakan adalah bahasa inggris. Jadi ia merasa kesulitan untuk menyampaikan pesan kepada pendengarnya dari setiap lagu yang telah ia buat.
Sejak Belia
Dara kelahiran Jakarta, 3 Februari 2002 ini sudah mulai membuat musik sejak berusia 14 tahu. Ia pernah berkesempatan tampil pada malam penutupan Asian Games ke-18 yang diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan pada 2018 silam.
Selain itu, Ghaniyya Ghazi juga sempat mengisi beberapa acara amal lainnya seperti Charity Orchestra Concert bersama Addie MS (2019), acara amal gempa Sulawesi tengah, acara amal untuk anak berkebutuhan khusus, serta acara-acara lainnya.
Dengan suaranya yang dreamy dan berkarakter, dapat dikatakan bahwa Ghaniyya adalah salah satu emerging musicians dari banyak penyanyi-penulis lagu R&B ata Alternatif. Musiknya diambil dari campuran Electro, Pop, Alternative, dan Blues.
Advertisement