Liputan6.com, Jakarta Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI memberikan anugerah mahakarya luar biasa kepada seorang pelajar kelas XIII bernama Rainier Wardhana Hardjanto (16). Penghargaan diberikan atas prestasinya sebagai Remaja Indonesia Pertama yang Meluncurkan Donasi Sumbangan NFT (Non Fungible Toke) bagi Penyandang Disabilitas.
Pendiri MURI, Jaya Suprana, meyerahkan secara langsung Piagam Rekor MURI kepada Rainier W Hardjanto di Galeri MURI Jakarta, kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (16/9/2022) sore.
“Kami bangga hari ini bertemu dengan orang hebat, orang kreatif dan tangguh yang bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Indonesia butuh orang-orang seperti yang terpilih hari ini, supaya bangsa kita tidak ketinggalan bangsa lain,” ujar Jaya Suprana dalam pernyataannya.
Advertisement
Non Fungible Toke (NFT) adalah aset digital yang dapat mewakili barang berharga dengan nilai tukar yang tidak bisa diganti. Transaksinya akan tercatat di dalam sebuah data di blockchain. Data tersebut akan berisi informasi tentang pencipta, harga dan histori kepemilikan aset NFT.
Baca Juga
Tersentuh Semangat Anak Down Syndrome
Pelajar British School Jakarta ini sejak tiga tahun lalu tersentuh melihat anak-anak tuna rungu, tuna wicara, hingga anak dengan kondisi sindroma down. Namun mereka selalu memperlihatkan wajah gembira dan tulus.
Rainier yang pada saat itu baru saja memasuki masa remaja, datang ke acara yang diadakan oleh Yayasan ISDI (Ikatan Sindroma Down indonesia) dan POTADS (Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome). Acara digelar dalam rangka memperingati Hari Down Syndrome Dunia tahum 2019.
Lantas, pemuda yang menjadi pendiri dan pionir NFT amal pertama di Indonesia ini menyumbangkan sembilan lukisannya di acara Lelang Amal demi bisa membangun Training Centre untuk anak-anak down syndrome yang diadakan di Plaza Indonesia.
Rainier mengaku sangat terkesan saat berkenalan dengan anak-anak down syndrome yang dibawa oleh orang tua mereka masing-masing.
Advertisement
Kesadaran untuk Membantu
Kesadaran untuk membantu kelompok yang kurang beruntung inilah yang mendorong Rainier W Hardjanto sebagai anak muda bertalenta tinggi dan penuh inovasi, untuk menyasar kelompok disabilitas Indonesia yang kini sudah mencapai angka 14,2 persen dari total populasi Indonesia atau sekitar 30 juta orang.
Rainier menyatakan bahwa lembaga kemanusiaan maupun sosial yang saat ini hadir untuk mendukung mereka, belum menyentuh aspek kompetensi para disable.
"Semua program yang diluncurkan hanya membantu anak spesial (disabilitas) untuk mandiri dalam kegiatan sehari-hari. Tapi belum ada yang membantu mereka untuk mengembangkan kompetensi sesuai kemampuan mereka," kata Rainier.
Peran Serta Artnme
Kekosongan inilah, lanjut Rainier, yang ingin diisi oleh Artnme melalui www.artnme.com. Bukan hanya memberikan bimbingan kepada anak disabilitas tapi juga membangun kepercayaan diri melalui seni.
"Dengan menciptakan karya seni di rumah maupun di panti asuhan dan SLB saya mengharapkan para saudara spesial dapat berkembang ke tingkat yang berbeda. Karena itu, saya selalu membantu melakukan pengajaran dan bimbingan ke panti asuhan maupun SLB, agar para saudara disabilitas ini bisa mendapatkan pengajaran dan metode tepat untuk mengembangkan potensi dan talenta seni yang mereka miliki," kata Rainier.
Jika mereka sudah menghasilkan karya seni, lanjut Rainier, Art and me Indonesia (www.artnme.com) hadir untuk membantu menampilkan karya mereka ke publik. Pasalnya banyak teman-teman disabilitas yang memiliki talenta sangat luar biasa.
"Artnme memiliki fokus pada anak-anak disable dan panti asuhan. Dan selama ini, Artnme telah berhasil menarik simpati dari beragam kelompok, sehingga mampu mengumpulkan bantuan hingga Rp.550 juta, yang sudah disalurkan pada pihak yang membutuhkan," tuturnya.
Advertisement