Liputan6.com, Jakarta Pangeran Harry tak hanya mengungkap drama keluarga Kerajaan Inggris dalam memoirnya, Spare. Ia juga blak-blakan soal cerita saat menjadi tentara Inggris yang bertugas di Afghanistan —termasuk saat menjadi co-pilot helikopter tempur Apache pada 2012-2013 silam.
Dilansir dari People, dalam petikan Spare yang didapatkan The Telegraph, disebutkan bahwa Pangeran Harry ingat betul bahwa dirinya menembak mati 25 orang dalam misi yang ia jalani.
“Angkaku adalah 25. Ini bukan angka yang membuat diriku puas, tapi juga tak membuatku malu,” kata dia.
Advertisement
Selama berada di medan tempur, Pangeran Harry berusaha keras menjaga mentalnya. Termasuk dengan tidak menganggap lawan yang dibunuhnya adalah manusia.
“Saat aku terjun dalam pertarungan yang panas dan penuh kebingungan, aku tidak menganggap ke-25 orang ini sebagai manusia. Mereka adalah bidak catur yang disingkirkan dari papan,” kata adik Pangeran William ini, dilansir dari BBC.
Ia menambahkan, “Orang jahat disingkirkan sebelum mereka bisa membunuh orang-orang baik.”
Baca Juga
1. Dua Kali ke Afghanistan
Dengan munculnya pengakuan ini, media kembali menengok perjalanan Pangeran Harry dalam operasi di Afghanistan. Ia diketahui berangkat dua kali ke pusat konflik. Yang pertama pada 2007, dan yang kedua pada 2012.
Dilansir dari BBC, dalam keberangkatan pertama ia bertugas sebagai air controller yang beroperasi di darat dan memandu penyerangan. Dalam perjalanan kedua yang lebih panjang, barulah ia bertindak sebagai penerbang helikopter Apache.
Advertisement
2. Captain Wales
Associated Press membagikan kembali sejumlah foto Pangeran Harry kala bertugas. Di satuannya, ia dikenal sebagai “Captain Wales.”
Sejumlah foto menunjukkan, ia memeriksa helikopter sebelum menjalani misi. Ada juga yang menampilkan ia duduk di kursi pilot dan mengenakan monocle untuk memonitor serangan.
3. Ruang Pandang dari Kokpit
Disebutkan juga oleh BBC, peran Pangeran Harry di kursi pilot membuatnya memiliki ruang pandang begitu jelas tentang apa yang terjadi di medan pertempuran.
Lewat sensor dan layar, ia disebut mampu melihat dampak dari misil yang ditembakkan.
Advertisement
4. Tuai Kontroversi
Komentar Pangeran Harry tentang pengalamannya di Afghanistan menuai kontroversi. Baik dari Afghanistan maupun negeri sendiri.
Anas Haqqani, seorang pemimpin senior Taliban mengunggah cuitan yang menanggapi pernyataan “bidak catur” Pangeran Harry.
"Tuan Harry! Yang Anda bunuh bukanlah bidak catur, mereka adalah manusia; mereka memiliki keluarga yang menunggu kepulangan mereka...” kata Anas Haqqani via Twitter, diwartakan BBC.
5. Lawan Militer
Dari dalam negeri, sejumlah veteran perang juga mengeluarkan reaksi negatif. Colonel Collins yang kini telah pensiun, mengkritisi Pangeran Harry yang menyebut berapa nyawa yang telah dihabisinya.
“Bukan begitu caranya bersikap di Ketentaraan; bukan begitu cara berpikir kami,” tutur Colonel Collins dalam wawancara dengan Forces News.
Ia menambahkan, “Setelah menghancurkan keluarga kandungnya, Harry sekarang berbalik melawan keluarganya yang lain, militer, yang dulu pernah merangkulnya.”
Advertisement
6. Bisa Dimanfaatkan
Di sisi lain, Colonel Richard Kemp yang kini sudah tak bertugas, menyayangkan pengungkapan angka ini. Meski para tentara kerap membicarakan hal ini secara privat, ia menyebut pernyataan Pangeran Harry bisa memprovokasi pihak musuh.
“Mereka (Taliban) selalu mencari untuk meradikalisasi dan merekrut orang, dan kita sudah melihat Taliban memanfaatkannya," tuturnya.