Liputan6.com, Jakarta - Perselisihan visa Pangeran Harry tengah menjadi sorotan publik setelah Hakim Carl Nichols menyatakan keinginannya untuk mengungkap sebanyak mungkin berkas rahasia terkait imigrasi Duke of Sussex ke Amerika Serikat. Keputusan ini diambil setelah lembaga pemikir konservatif, The Heritage Foundation, mempertanyakan bagaimana Harry bisa memperoleh visa masuk ke AS pada 2020, meski dalam memoarnya, Spare, ia mengaku pernah menggunakan kokain, mariyuana, dan jamur psikedelik.
Mengutip dari laman The Sun, Kamis (6/2/2025), The Heritage Foundation menggugat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) setelah permintaan mereka untuk mengakses dokumen imigrasi Harry ditolak. Gugatan ini menyoroti pentingnya transparansi dalam proses imigrasi, terutama bagi figur publik yang telah mengakui penggunaan narkoba.
Advertisement
Baca Juga
Dalam sidang terbaru, Hakim Nichols menyatakan dukungannya untuk pengungkapan semaksimal mungkin dari dokumen imigrasi, meski tetap memperhatikan privasi individu. "Menurut saya, itu harus terjadi, ujarnya, menekankan bahwa ia mungkin akan meminta DHS untuk menyarankan penyuntingan dokumen agar dapat dirilis tanpa melanggar privasi," katanya.
Advertisement
Namun, John Bardo, pengacara DHS, memperingatkan bahwa dokumen tersebut mungkin akan terlalu banyak disunting sehingga menjadi tidak berarti. Hakim Nichols tetap bersikeras untuk mempublikasikan materi tersebut jika memungkinkan, dengan pendekatan bertahap.Â
Pengacara Heritage, Samuel Dewey, menyatakan kepuasannya atas hasil sidang dan berharap beberapa pernyataan dalam dokumen dapat diungkapkan. Nile Gardiner dari Margaret Thatcher Center for Freedom menyerukan kepada Presiden Trump untuk memprioritaskan keamanan perbatasan dan mendukung publikasi dokumen tersebut. Â
Â
Implikasi dan Masa Depan Kasus
Dukungan juga datang dari mantan Menteri Dalam Negeri Inggris, Suella Braverman, yang menyatakan pentingnya transparansi dalam kasus ini. Sementara itu, perwakilan Pangeran Harry menolak memberikan komentar terkait kasus yang sedang berlangsung ini.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang integritas sistem imigrasi AS dan bagaimana hukum diterapkan pada individu dengan status publik. Dalam wawancara sebelumnya, Presiden Trump menyatakan bahwa tidak ada hak istimewa khusus yang seharusnya diberikan jika Harry berbohong dalam aplikasi visanya. Ia menegaskan bahwa tindakan harus diambil jika ada pelanggaran hukum.
Heritage Foundation berpendapat bahwa dokumen tersebut harus dirilis demi kepentingan publik, terutama karena hukum AS secara umum melarang orang dengan riwayat penggunaan narkoba untuk masuk ke negara tersebut. DHS, di sisi lain, menegaskan bahwa informasi imigrasi adalah pribadi dan tidak boleh dipublikasikan sembarangan.
Keputusan akhir dari kasus ini akan menjadi penentu penting bagi isu privasi, transparansi, dan penerapan hukum imigrasi di Amerika Serikat, terutama bagi individu dengan pengaruh dan status publik seperti Pangeran Harry.
Â
Advertisement
Sengketa Visa Berlangsung 2 Tahun
Sebelumnya sejak Trump kembali menang Pemilu AS, visa AS Pangeran Harry juga menuai sorotan. Sengketa yang telah berlangsung selama dua tahun ini dapat memaksa Harry untuk meninggalkan AS, terutama jika Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Pakar kerajaan, Phil Dampier, mengungkapkan bahwa Harry bertahan dengan susah payah di tengah ancaman ini. Mengutip dari laman The Sun, Jumat, 25 Oktober 2024, kasus ini berawal dari referensi Harry tentang penggunaan narkoba dalam bukunya, Spare, yang memicu pertanyaan dari lembaga pemikir konservatif Washington, The Heritage Foundation.
Mereka mempertanyakan bagaimana Harry bisa mendapatkan visa AS pada 2020, meskipun ada pengakuan tentang konsumsi narkoba seperti kokain, mariyuana, dan jamur psikedelik. Bulan lalu, seorang hakim memutuskan untuk tidak mempublikasikan dokumen visa Harry, meskipun ada pengakuan tersebut.
Namun, The Heritage Foundation kini telah mengajukan mosi baru ke pengadilan, menuntut agar kasus ini dibuka kembali. Mereka mengklaim bahwa pagar besi telah dilanggar dan bukti-bukti penting tidak ditinjau dengan benar, yang menghambat upaya mereka untuk membangun kasus terhadap banding Harry.
Formulir Aplikasi Visa
Jika terbukti bahwa Harry berbohong pada formulir aplikasi visanya, ia bisa dipaksa meninggalkan AS. Dampier mengungkapkan bahwa dengan semakin dekatnya Pemilu AS, ada kekhawatiran nyata bahwa Donald Trump dapat mengusir Harry jika kembali berkuasa. Trump sangat anti terhadap Harry dan Meghan Markle, kata Dampier kepada The Sun. Dia tidak menyukai mereka, dan mereka juga tidak menyukainya.
Dampier menambahkan bahwa Harry saat ini dilindungi oleh Pemerintahan Biden, tetapi situasinya bisa berubah drastis jika Trump kembali. Jika Harry terpaksa meninggalkan Amerika, opsi untuk kembali ke Inggris mungkin harus dipertimbangkan, meskipun Meghan, istrinya, kemungkinan besar enggan untuk kembali ke tanah Inggris.
Meghan diketahui tidak populer dan kurang disukai di Inggris. Ini menimbulkan dilema terutama terkait anak-anak mereka, Archie dan Lilibet, yang tumbuh besar di Amerika tanpa sering bertemu keluarga kerajaan Inggris.
Dampier juga menyebutkan kemungkinan Harry dan Meghan pindah ke Portugal, dekat dengan Putri Eugenie dan suaminya Jack Brooksbank. Itu akan memberi mereka basis di Eropa, katanya, dan memungkinkan Harry untuk sering mengunjungi Inggris untuk urusan seperti Invictus Games.
Â
Advertisement