Dewi Yull Spill Cerita Di Balik Lagu Lawas Kau Bukan Dirimu di Peluncuran CD Album Musikilas Hits Nostalgia: Saya Rekaman Saat Hamil Tua

Dewi Yull membawakan empat lagu dalam album ini, ada "Kau Bukan Dirimu", "Kini Baru Kau Rasa", "Widuri", dan "Rindu yang Terlarang".

oleh Alifia Nur Fauziah diperbarui 12 Mar 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2023, 16:00 WIB
Dewi Yull Ketika Launching Album "Musikilas Hits Nostalgia" di Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023)
Dewi Yull Ketika Launching Album "Musikilas Hits Nostalgia" di Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023). (Liputan6.com/Alifia Nur Fauziah)

Liputan6.com, Jakarta - Dewi Yull bersama Obbie Messakh, Ita Purnamasari, Nicky Astria, hingga mendiang Broery Marantika kembali mengobati kerinduan para penggemar dengan mempersembahkan lagu-lagu hits-nya dalam CD album Musikilas Hits Nostalgia.

Album yang berisi lagu-lagu hits di era tahun 1980-an dan 1990-an ini hasil kolaborasi dari HP Music yang memiliki katalog lagu-lagu lawas mereka,  dan Jagonya Music & Sport Indonesia (JMSI). CD album diedarkan di lebih dari 750 gerai sekaligus KFC di seluruh Indonesia. Baru 3 bulan rilis sudah laku 150 ribu keping.

Dewi Yull membawakan empat lagu dalam album ini, ada "Kau Bukan Dirimu", "Kini Baru Kau Rasa", serta "Widuri", dan "Rindu yang Terlarang" yang merupakan nomor duet dengan mendiang Broery Marantika. Ia  menceritakan perjalanan dalam pembuatan lagu "Kau Bukan Dirimu". Lagu ciptaan Amin Ivo's ini direkam awal tahun 1990-an.

"Saya rekaman lagu ini saat usia saya 30 tahun, hamil anak kedua. Saya hanya cukup mendengar sekitar 10 detik pertama, dan lagu ini paling gampang. Prosesnya tidak sampai satu setengah jam, betapa yang sederhana itu (menjadi) cara tuhan unik sekali," kata Dewi dalam jumpa pers di KFC Kemang Timur,  Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023).

Dewi juga menambahkan bahwa proses lagu ini terbilang cukup lama. "Tiga tahun kemudian tiba-tiba disuruh syuting video klip, album ini baru rilis tahun 1993."

 

Lagu Klasik Bali

Saat mendapatkan royalti Dewi Yull memanfaatkannya untuk terus belajar lagu baru yang memberikannya energi.

"Hanya cukup untuk pulang peri empat kali ke Bali karena saya marah royalti terlalu kecil jadi saya pakai untuk belajar suatu lagu Bali yang usianya sudah lima abad, namanya 'Pupuh Ginada' saya belajar dari seorang dalang," kata Dewi.

Ia juga menambahkan bahwa Pupuh Ginada ini meningkatkan kepercayaan dirinya, "Lagu itu menjadi harta karun saya karena kalau saya tur ke luar negeri dan nyanyi di depan orang asing saya akan bawakan lagu tersebut."

Jika dibandingkan dengan dengan lagu "Kau Bukan Dirimu", Pupuh Ginada ini membutuhkan waktu selama satu tahun untuk dipelajari. 

Harapan

Dewi Yull dan Ita Purnamasari Ketika Launching Album "Musikilas Hits Nostalgia" di Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023)
Dewi Yull dan Ita Purnamasari Ketika Launching Album "Musikilas Hits Nostalgia" di Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023). (Liputan6.com/Alifia Nur Fauziah)

Baik Dewi Yull atau Ita Purnamasari mengungkapkan harapan, industri musik Indonesia harus terus memberikan tempat untuk lagu-lagu legendaris agar dikenang dari generasi ke generasi. 

"Harapannya album seperti ini harus terus berkelanjutan jadi tahun depan ada lagi seperti ini. Karena banyak penyanyi legend lagunya banyak dan indah-indah," ucap Ita Purnamasari.

Ita juga menambahkan lagu "Semua Jadi Satu" yang dinyanyikan olehnya dikemas dengan aransemen kekinian oleh Tohpati. "Lagu ini aslinya dibawakan Malyda dan ciptaan Dian Pramana Poetra dan Deddy Dhukun. Aku bawakan kembali dengan rasa beda," kata lady rocker asal Surabaya ini.

Musikilas Hist Nostalgia

Launching Album "Musikilas Hits Nostalgia" di Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023
Launching Album "Musikilas Hits Nostalgia" di Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023). (Liputan6.com/Alifia Nur Fauziah)

Album "Musikilas Hits Nostalgia" memiliki 10 lagu yang dirilis sebagai tribute untuk produser musik Hadi Soenyoto dari HP Records (kini HP Music)

Kesepuluh lagu yang ada di dalam album ini adalah "Jerit Anak Manusia", "Terus Berlari", "Kau Bukan Dirimu", "Kini Baru Kau Rasa", "Sanggupkah Aku", "Semua Jadi Satu", "Kisah Kasih di Sekolah", "Kau Tercipta Bukan Untukku", "Rindu yang Terlarang", dan "Widuri."

Steve Lyllywhite, CEP JMSI memberikan apresiasi kepada penyanyi-penyanyi legenda Indonesia yang lagunya masuk ke dalam album ini. 

 

 

infografis perfilman indonesia
Jumlah produksi film Indonesia, berapa banyak? (Liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya