Liputan6.com, Jakarta Akhol Firdaus, seorang seniman dan akademisi multi-disiplin asal Kediri, Jawa Timur, mencurahkan keresahan terhadap beberapa permasalahan di Tanah Air dalam sudut pandangnya. Dari situ, direkamlah beberapa lagu yang dirangkum menjadi album musik berjudul Dongeng Indonesia.
Album musik sentimental itu sudah dirilis dan bisa didengarkan di semua gerai musik digital serta stasiun radio sejak 6 Oktober 2023. Album Dongeng Indonesia ditulis sendiri oleh Akhol Firdaus secara personal namun memiliki makna yang sangat universal terkait sisi muram Tanah Air.
Baca Juga
Semua trek di dalamnya mewakili keresahan Akhol Firdaus terkait beberapa isu sensitif seperti kelompok rentan, hak asasi manusia, hingga kepercayaan. Sudut pandang yang diambil Akhol Firdaus dalam album ini adalah menyuarakan sisi muram tersebut dalam bentuk lirik progresif nan artistik.
Advertisement
Lalu, lirik-lirik dalam lagunya itu dikombinasikan dengan instrumen sederhana. Sehingga, para pendengar yang menyimak tiap lagu di album ini akan merasakan pesan penuh makna nan artistik seperti yang pernah dilakukan oleh Iksan Skuter serta Iwan Fals.
Deretan Lagu dalam Albumnya
Terdapat enam trek di album Dongeng Indonesia yang semuanya menyuarakan beberapa isu sensitif di tanah air termasuk di lingkungan sekitar Akhol Firdaus. Album ini dibuka dengan single "Dongeng Indonesia" yang membahas keadilan terhadap kelompok minoritas keyakinan tertentu.
Disusul dengan "Tragedi Paidjo" yang membahas tentang tulisan karya Clifford Greetz, serta trek ketiga, "Rumah Ibadah" yang secara spesifik didedikasikan kepada aktivis advokasi kebebasan beragama.
Album ini juga diisi oleh sejumlah lagu yang membahas tentang kerukunan semu yang tertuang dalam lagu "Ironi Bhinneka" serta "Ilusi Damai", sebelum ditutup oleh pesan penuh makna tentang kutipan terkait Ketuhanan lewat lagu "Mabuk Agama".
Advertisement
Di Balik Dapur Rekaman
Album Dongeng Indonesia dirilis di bawah bendera label Minor Vox, salah satu label musik independen yang digagas sekaligus dimiliki oleh Akhol Firdaus sendiri. Proses penggarapan album ini dikepalai oleh Pradio Manggara Putra, seorang frontman dari kawula rock asal Kediri, IGMO.
Peran Pradio Manggara Putra sebagai produser dan pengatur musik dalam proyek Dongeng Indonesia, menandai langkah pria yang akrab disapa Dio itu keluar dari zona kenyamanannya, yang selama ini dipenuhi dengan musik rock.
Pradio tak sendiri. Ia mengajak Iga Dahana, rekan satu band-nya untuk mengisi gitar akustik. Selain itu, terdapat juga Dea Arma yang mengisi part sinden di lagu “Ilusi Damai”.
Tentang Akhol Firdaus
Akhol Firdaus adalah musisi, seniman, dan akademisi lintas disiplin asal kota Kediri, Jawa Timur. Potret gelap lingkungan sekitar yang dilihatnya dalam perspektif akademisi dan warga masyarakat, membuat dirinya menuangkan semua keresahan lewat album musik berjudul Dongeng Indonesia.
Di luar aktivitas berkesenian, Akhol Firdaus adalah pengajar filsafat di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Jawa Timur. Dirinya aktif dalam kepenulisan esai filsafat dan merupakan direktur dari Institute of Javanese Islam Research (IJIR).
Selain mengajar, Akhol Firdaus juga aktif mendukung peserta didiknya untuk mengenal dan mendalami kebudayaan daerah masing-masing dalam kerangka filosofis.
Advertisement
Credits Dongeng Indonesia
Album Credits:
Dongeng Indonesia, by Akhol Firdaus
Produced & Arranged by Pradio Manggara Putra
All songs written by Akhol Firdaus
Recorded at RD Studio, Kediri
Mixing Mastering by Yasa Wijaya at Vamos31 Studio, Malang
Press release by Jeff Winanda
Personnels:
Akhol Firdaus – vocals
Pradio Manggara Putra - acoustic guitar, electric guitar, bass, backing vocals, programming (except in “Tuhan Tak Perlu Dibela”, only programming)
Iga Dahana - acoustic guitar (except on “Tuhan Tak Perlu Dibela”)
Dea Arma Pangestika - “Sinden” vocals on “Ilusi Damai”