Liputan6.com, Jakarta Berusaha dan pantang menyerah merupakan kalimat motivasi yang sering kita dengar, Namun kalimat tersebut pantas disematkan pada Dr. Idil Rahmat Susanto, SE, M.Ak. Anak bungsu dari 5 bersaudara ini memiliki riwayat kehidupan yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.
Dengan pendidikan orang tuanya, Ramadan Burhanuddin (Alm) dan Mariah (Alm) yang hanya SMA, tidak menyurutkan semangat Idil untuk bermimpi. Sebenarnya, seorang Idil memiliki ketertarikan dan bakat di dunia musik.
Baca Juga
Ulasan Konser Isyana Sarasvati Lost in Harmony: Digelar Spektakuler dan Banyak Kejutan Kolaborasi di Atas Panggung Megah
Isyana Sarasvati Tahan Tangis Bisa Tampil Bareng Orang Tua dan Kakak untuk Pertama Kali dalam Konser Lost in Harmony
Zidni Hakim Vokalis Juliet Project Serius Jadi Aktor Meski Passion-nya Musik, Ada Misi Khusus untuk Band
Bahkan, Idil sempat berkiprah di dunia musik dengan bermain sebagai pengisi acara di beberapa kafe. Namun, dunia musik hanyalah satu dari sekian banyak kisah Idil dalam hal berjuang menghidupi diri sendiri dengan cara memiliki penghasilan tambahan hingga bermuara sebagai seorang dosen bergelar doktor.
Advertisement
Masa kecilnya, Dr. Idil memiliki kegiatan sehari-hari sama seperti anak-anak pada umumnya. Tidak ada yang spesial, ia awalnya hanya mengenyam pendidikan SD hingga SMA di Kab. Bulukumba. Namun kejadian memprihatinkan dialaminya ketika kelas 1 SMA.
Â
Kejadian yang Mengubah Hidup Idil
Idil mengalami kecelakaan motor hingga berakibat patah tulang dan hampir meregang nyawa. Sehingga, ia harus menjalani operasi dan dirawat selama satu bulan di rumah sakit. Setelah kejadian itu, ia memutuskan untuk pindah ke SMA 5 Makassar sambil bekerja sebagai karyawan laundry.
Dari kondisi itu, ia mulai mandiri tanpa harus membebani orang tua. Sejak saat itu mental mandiri telah terbangun dan mencoba melakukan berbagai pekerjaan sampingan seperti cuci motor, sopir pribadi, dan kegiatan lain yang menghasilkan agar mendapat biaya tambahan untuk sekolah.
Â
Advertisement
Langsung Kuliah Setelah Lulus SMA
Setelah lulus SMA, Dr Idil melanjutkan kuliah jurusan akuntansi di Universitas Muhammadiyah Makassar. Seperti biasa, ia tetap melakukan pekerjaan sampingan untuk biaya kuliah seperti ojek online, sopir pribadi, hingga bermusik dan kegiatan lainnya.
Setelah lulus S1 pada tahun 2014, tanpa berpikir panjang, Idil langsung melanjutkan S2 meskipun belum ada biaya yang tersedia. Namun di saat bersamaan, ia diterima sebagai staf akuntan di perusahaan swasta, atas kepercayaan Dr. Ismail.
Â
Berkiprah sebagai Dosen
Di situ, ia juga mulai menjadi asisten dosen di Universitas Muhammadiyah Makassar. Dari situlah muncul semangat tentang pentingnya pendidikan dan berbagi ilmu kepada sesama. Setelah lulus S2 di tahun 2016, dalam beberapa bulan kemudian, ia diangkat menjadi dosen tetap di Unismuh Makassar.
Kariernya sebagai dosen dan menjadi kepala akuntan di perusahaan, membuat dia merasa tidak cukup jika hanya sekedar mendapat penghasilan yang besar. Idil masih teringat pesan orangtua bahwa pendidikan itu penting. Maka ia pun sekolah setinggi-tingginya hingga termotivasi untuk melanjutkan studi S3.
Â
Advertisement
Kuliah S3 hingga Raih Gelar Doktor
Akhirnya, Idil memutuskan untuk melanjutkan studi S3 dengan meninggalkan pekerjaan di perusahaan yang penghasilannya lumayan besar. Tanpa persiapan keuangan yang matang dan dengan mempertaruhkan aset kendaraan semata-mata agar dapat berkuliah.
Pada saat berjalan semester awal kuliahnya, ternyata ia mendapat kesempatan untuk memperoleh beasiswa dari LPDP. Satu hal yang tidak disangka karena sejak awal, ia memang tidak terpikirkan untuk hal itu. Akhirnya, seluruh biaya perkuliahan ditanggung hingga akhir studi.
Saat ini, Idil telah menyelesaikan studi dalam waktu 4 tahun 3 bulan dan telah wisuda pada 2 Desember 2023. Ia juga masih menjadi dosen tetap akuntansi di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Bahkan, ia langsung mendapat kepercayaan menjadi anggota Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan (LPPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebagi seorang dosen, ia juga giat menjadi penulis artikel internasional maupun nasional yang bereputasi.