Jurnal Risa Raih 171.561 Penonton Hari Pertama, Diramal Jadi Film Indonesia ke-11 yang Tembus 1 Juta

Liputan6.com, Jakarta Film Jurnal Risa by Risa Saraswati karya sineas Rizal Mantovani menyalakan sinyal box office setelah mengumpulkan 170 ribuan penonton pada hari pertama penayangan, Kamis (11/7/2024).

Kabar bahagia ini diumumkan dalam unggahan bersama Risa Saraswati di akun Instagram terverifikasi, Jumat (12/7/2024). “171.561 orang sudah penelusuran lewat film Jurnal Risa by Risa Saraswati di bioskop di hari pertama tayang! Terima kasih!” cuitnya.

Sementara produser MD Pictures, Manoj Punjabi, mengaku bangga dengan pencapaian film Jurnal Risa di hari pertama tayang di bioskop. Film ini diramal bakal tembus satu juta penonton dalam waktu dekat.

“Baru hari pertama sudah keren banget. Gas terus dan sukses Risa Saraswati, Rizal Mantovani, dan keluarga besar Jurnal Risa. Bangga,” tulis Manoj Punjabi di Instagram seraya mengunggah infografis jumlah penonton.

Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta Selatan, baru-baru ini, Rizal Mantovani mengenang momen kali pertama ditawari proyek Jurnal Risa oleh Manoj Punjabi.

“Zaman sekarang di mana film horor tayang tiap 1 atau 2 minggu sekali di bioskop, saya merasa bahwa kalau mau buat lagi harus ada something different. Harus secara kertas, pas baca sudah bilang: Oh, ini beda,” katanya.

“Itu yang saya dapat di Jurnal Risa di mana ini penawaran dari Pak Manoj Punjabi. Dia punya ide bikin film horor dengan gaya mockumentary. Mockumentary adalah film yang bernapas dokumenter,” Rizal Mantovani menyambung.

Ia kemudian menjelaskan film Jurnal Risa adalah mockumentary. Bukan found footage. Mockumenterary menampilkan sekelompok tim dokumenter sedang bikin dokumentasi bertema tertentu komplet dengan wawancara dan pergerakan kamera yang dinamis.

Itulah yang diadopsi film Jurnal Risa berdasarkan fenomena kanal YouTube Jurnal Risa yang dilanggani lebih dari 6,8 juta orang. Maka, ia berbeda dengan film horor berkonsep found footage.

“Found footage itu sesuai namanya, ibaratnya ada orang menemuka footage, yang punya enggak ada. Orangnya ke mana? Yuk kita edit, yuk! Oh ternyata dia ke sini, sini, ketemu ini sampai endingnya,” pungkasnya.