Kerugian yang dialami Kanaya Tabitha bukan sebatas uang pembayaran baju dan perhiasan sebesar Rp170 juta saja. Namun, beberapa tawaran pekerjaan hingga rencana menyekolahkan anaknya di luar negeri jadi tertunda.
Selama ini, Kanaya mengaku hidup bolak-balik Indonesia-Kanada. "Di sana, saya juga punya karya, punya pekerjaan. Seharusnya, Maret lalu saya sudah balik ke sana, cuma karena kasus ini saya terpaksa tinggal di Indonesia lebih lama. Padahal awalnya saya kira berurusan dengan tokoh sebesar dia nggak sulit," ungkap Kanaya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/7/2013).
Kasus ini juga menyita waktu Kanaya yang seharusnya ia gunakan untuk mengurus keluarga. "Padahal saya juga ingin menyekolahkan anak-anak saya di luar negeri. Karena kasus ini, jadi tertunda," sambung dia.
Bukan itu saja, tindakan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalimantan Timur, Priskila Eva Lianitha juga telah mencoreng profesinya sebagai perancang busana. "Ini pelecehan. Saya sebenarnya sudah berusaha menjaga nama baik beliau, tapi kok jadi begini ya," tutur Kanaya. (Jul)
Selama ini, Kanaya mengaku hidup bolak-balik Indonesia-Kanada. "Di sana, saya juga punya karya, punya pekerjaan. Seharusnya, Maret lalu saya sudah balik ke sana, cuma karena kasus ini saya terpaksa tinggal di Indonesia lebih lama. Padahal awalnya saya kira berurusan dengan tokoh sebesar dia nggak sulit," ungkap Kanaya di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/7/2013).
Kasus ini juga menyita waktu Kanaya yang seharusnya ia gunakan untuk mengurus keluarga. "Padahal saya juga ingin menyekolahkan anak-anak saya di luar negeri. Karena kasus ini, jadi tertunda," sambung dia.
Bukan itu saja, tindakan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalimantan Timur, Priskila Eva Lianitha juga telah mencoreng profesinya sebagai perancang busana. "Ini pelecehan. Saya sebenarnya sudah berusaha menjaga nama baik beliau, tapi kok jadi begini ya," tutur Kanaya. (Jul)