Jokowi Dorong Inovasi Jadi Budaya, Ini Respons Pengusaha Surabaya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato pertama di depan sidang Paripurna MPR dalam rangka pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Minggu, 20 Oktober 2019.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Jan 2021, 19:19 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2019, 01:00 WIB
(Foto: Instagram @Surabaya)
Pohon Tabebuya di Surabaya, Jawa Timur (Foto:Instagram @Surabaya)

Liputan6.com, Jakarta - Kadin Surabaya menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong inovasi sebagai budaya merupakan hal tepat. Dengan inovasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing bisnis dan kemudahan berbisnis di Indonesia.

Ketua Kadin Surabaya, Ali Efendi menuturkan, pihaknya sebagai pengusaha mendukung penuh program pemerintah lima tahun ke depan. Hal itu termasuk mendorong inovasi sehingga membuat daya saing dan kemudahan berbisnis Indonesia menjadi lebih kompetitif.

Untuk meningkatkan daya saing tersebut, Ali mengakui tepat yang disampaikan Jokowi untuk menyederhanakan birokrasi dan memastikan program dapat dirasakan masyarakat.

Selain itu, Ali menilai, pemerintah juga mesti mengimbangi dengan kebijakan tepat pula untuk mampu mengatasi tantangan sehingga membuat Indonesia maju. Apalagi Indonesia akan hadapi sejumlah tantangan ke depan mulai dari resesi ekonomi global, perubahan teknologi yang sangat cepat dan bonus demografi. Oleh karena itu perlu inovasi dan kebijakan tepat, sehingga sektor ekonomi dapat menangkap peluang yang ada.

"Seperti yang disampaikan pak Jokowi, inovasi itu budaya dan bukan hanya sebatas ilmu saja," kata Ali saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (20/10/2019).

Selain itu, di pemerintahan baru Jokowi-Ma’ruf Amin ini, Ali mengharapkan Surabaya juga dapat menjadi hub untuk pemerataan pembangunan Indonesia Timur.”Pembangunan bukan infrastruktur tetapi juga pariwisata dan sumber daya manusianya,” ujar dia.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato pertama di depan sidang Paripurna MPR dalam rangka pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Minggu, 20 Oktober 2019.

Dalam pidato tersebut, Jokowi menyebutkan dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang kompetitif, kita harus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton. Harusnya inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya.

Selain itu, Jokowi menyampaikan mengenai lima prioritas dalam lima tahun ke depan. Pertama, pembangunan SDM yang akan menjadi prioritas utama dengan membangun SDM yang pekerja keras, yang dinamis. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mengundang talenta-talenta global bekerja sama dengan kita. Itu pun tidak bisa diraih dengan cara-cara lama, cara-cara baru harus dikembangkan. Kita perlu endowment fund yang besar untuk manajemen SDM kita. Kerja sama dengan industri juga penting dioptimalkan. Dan juga penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri.

Kedua, pembangunan infrastruktur akan kita lanjutkan. Infrastruktur yang menghubungkan kawasan produksi dengan distribusi yang mempermudah akses ke kawasan wisata yang mendongkrak lapangan kerja baru yang mengakselarasi nilai tambah perekonomian rakyat.

Ketiga, segala bentuk kendala regulasi harus disederhanakan, harus kita potong, harus kita pangkas. Keempat, penyederhanaan birokrasi harus terus kita lakukan besar-besaran. Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan. Prosedur yang panjang harus dipotong. Birokrasi yang panjang harus kita pangkas. Kelima, transformasi ekonomi. Kita harus bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Harapan Kadin Surabaya terhadap Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin

Momen Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden
(kiri ke kanan) Joko Widodo atau Jokowi, Iriana, Ma'ruf Amin, Wury Estu Handayani, Mufidah, dan Jusuf Kalla foto bersama usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, Jakarta, Minggu (20/10/2019). (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memasuki periode kedua masa pemerintahannya. Pada periode kedua ini, Jokowi akan didampingi Wakil Presiden (Wapres) KH. Ma’ruf Amin. Sejumlah harapan disematkan kepada pemerintahan baru di bawah pimpinan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.

Ketua Kadin Surabaya, Ali Effendi mengharapkan, pemerintahan baru di bawah pimpinan Jokowi-KH Ma’ruf Amin dapat menstabilkan kondisi politik, hukum dan keamanan.

"Kalau itu stabil, ekonomi akan mengikuti sehingga banyak investasi akan masuk," ujar Ali saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu, 20 Oktober 2019.

Selain itu, ia juga mengharapkan pemerintah dapat memberikan affirmative action atau langkah-langkah khusus yang dilakukan terhadap pengusaha Indonesia sehingga mampu bersaing dengan pengusaha di luar negeri.

Saat ditanya mengenai visi misi Jokowi-KH Ma’ruf Amin yang akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada masa pemerintahannya, Ali menilai hal itu bisa dilakukan dengan pendidikan vokasi.

Langkah pemerintah yang sudah berupaya meningkatkan pendidikan vokasi baik. Namun, Ali mengingatkan pemerintah juga perlu menjembatani ada permintaan dan persediaan sehingga terserap dengan baik lulusan dari pendidikan vokasi tersebut.

"Jadi antara industri yang memerlukan SDM hasil vokasi tersebut,” kata Ali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya