Khofifah Imbau Segera Lapor bagi Pemudik Awal Tiba di Jatim

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa memastikan selama sepekan menggelar rapat koordinasi virtual dengan kepala daerah se-Jawa Timur untuk mengantisipasi para pemudik yang kemungkinan terpapar COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Apr 2020, 10:20 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2020, 10:20 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat pergerakan pemudik mencapai 25.450 orang masuk ke Jawa Timur sejak 16-29 Maret. Pemudik tersebut telah tiba di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur di tengah mewabahnya virus corona baru (Sars-CoV-2) yang memicu COVID-19.

“Dalam kurun waktu 16 hingga 29 Maret, pernah mencapai 7.635 pemudik sehari,” ujar Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, seperti dikutip dari Antara, Selasa (1/4/2020).

Pada 30-31 Maret 2020, Khofifah memprediksi ada tambahan pemudik sekitar 15 ribu orang. Ia menuturkan, di luar data itu juga juga mencatat para pekerja transportasi publik yang telah mudik.  

"Pekerja transportasi publik seperti ojek online atau ojol dan sopir taksi yang terkonfirmasi jumlahnya total 169.300 orang, yang sudah mudik sekitar 50.790 orang," ujar mantan Menteri Sosial itu.

Khofifah memastikan selama sepekan terakhir telah menggelar rapat koordinasi virtual dengan kepala daerah se-Jawa Timur sebanyak tiga kali untuk mengantisipasi para pemudik yang kemungkinan terpapar COVID-19. 

"Koordinasi yang intensif ini mudah-mudahan dapat mempercepat langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19 yang lebih efektif," ucapnya.

Melalui rapat koordinasi yang telah digelar berkali-kali dengan segenap kepala daerah tersebut, Khofifah menekankan agar pemudik harus melapor ke RT, RW dan kepala desa atau lurah di wilayahnya masing-masing.  "Dengan begitu tercatat mobilitas warganya, selain juga untuk kepentingan tracing COVID-19 yang lebih cepat dan mudah," ujar dia.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Polda Jatim Awasi Ketat Pemudik

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kapolda Jatim Pol Luki Hermawan (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Timur mengawasi ketat terhadap para pemudik yang datang dan keluar dari wilayah setempat untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran virus corona atau COVID-19.

Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan ditemui wartawan di Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Senin, mengatakan pihaknya akan melakukan sterilisasi dan observasi kepada pemudik yang ada di terminal dan tempat lain.

"Sampai saat ini untuk yang mudik akan disterilisasi dan observasi di terminal, dicek suhu badan. Jika ada yang tanda-tanda terpapar corona akan diisolasi dan dirujuk ke kabupaten atau kecamatan untuk diisolasi mandiri," kata Luki seperti dikutip dari Antara.

Luki menyatakan, hingga saat ini pemerintah belum menetapkan karantina wilayah. Untuk itu, polisi akan lebih ketat mengawasi pemudik.

"Lockdown tidak ada, tapi kami melakukan pengawasan kepada pemudik. Meskipun sudah diimbau tidak ada mudik, tapi banyak sekali yang mudik," katanya.

 

Selanjutnya

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan dan Pangdam V/ Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Luki menuturkan, Polda dan Pemprov Jatim setempat telah menutup jalan raya untuk memutus rantai penyebaran COVID-19, terutama di wilayah Surabaya.

"Kami akan persempit lagi, di wilayah Darmo lebih banyak positif corona, di Wiyung juga ada. Makanya jalur Darmo akan tutup," ujarnya. 

Penutupan tersebut, kata Luki, bukan tanpa alasan karena sudah melalui pemetaan sebelumnya. Kawasan-kawasan yang ditutup mengindikasikan banyaknya potensi penyebaran COVID-19.

"Ini tidak asal ditutup, di mana daerah yang banyak positif. Ini kami buat kawasan hati-hati masuk, karena banyak korban positif COVID-19," katanya.

Penutupan beberapa kawasan, lanjut Luki, agar masyarakat paham peta penyebaran COVID-19 di Surabaya dan lebih berhati-hati. "Kami lakukan dari pemetaan. Dari data yang disampaikan Gubernur Jatim kami tindak lanjuti wilayah mana yang paling banyak positif. Di situ akan dilakukan pengetatan sehingga masyarakat paham dan tidak banyak yang melewati daerah tersebut," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya