Cerita Warga Surabaya Menyambut Lebaran di Tengah Corona COVID-19

Menyambut perayaan Idulfitri di tengah COVID-19, warga pun merayakan Lebaran dengan protokol kesehatan.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Mei 2020, 18:49 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2020, 08:00 WIB
Hari Raya Idul Fitri (iStock)
Ilustrasi Hari Raya Idul Fitri (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Lebaran 2020 ini tampaknya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini seiring ada pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia termasuk Indonesia. Pada perayaan Idulfitri di tengah Corona COVID-19 ini ada sejumlah anjuran pemerintah.

Anjuran tersebut antara lain melakukan aktivitas di rumah saja termasuk ibadah, bekerja dan belajar. Kemudian menerapkan jaga jarak fisik, menghindari kerumunan, memakai masker ketika di luar rumah, cuci tangan dengan air mengalir dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat.

Menyambut perayaan Idulfitri di tengah Corona COVID-19, warga pun merayakan Lebaran dengan protokol kesehatan. Selain itu juga merayakan Idulfitri dengan suasana berbeda. Salah satunya, warga Surabaya Indah Tri Sukmawati.

Indah bercerita menyambut Ramadan dan Lebaran pada 2020 memang berbeda dari tahun sebelumnya. Antara lain kegiatan Salat Tarawih berjamaah dan tak bisa kumpul buka puasa bersama teman-teman.

“Sangat beda karena tidak bisa lagi merasakan tarawih berjamaah atau itikaf di masjid, tidak bisa kumpul bersama teman seperti sebelumnya saat momen tertentu dan tentunya tidak bisa merasakan kesakralan suasana Ramadan seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Indah saat dihubungi Liputan6.com, lewat pesan singkat, Minggu (24/5/2020).

Ia menuturkan, kondisi yang tidak memungkinkan saat pandemi Corona COVID-19 sehingga memutuskan tetap merayakan Idulfitri di rumah saja.  Demikian juga dengan pelaksanaan Salat Idulfitri.

Hal ini mengingat Surabaya, Jawa Timur masih masuk zona merah sehingga tetap harus waspada. Pihaknya pun menyiapkan handsanitizer di ruang tamu untuk berjaga-jaga jika tetap masih ada yang berkunjung.

 “Situasi Lebaran tahun ini memang paling memprihatinkan sepanjang hidup saya, karena kami tak bisa berkumpul dengan keluarga besar dan saling bersilaturahmi secara langsung,” ujar dia.

Ia menambahkan, pihaknya tetap mengambil sisi positif dari kondisi yang ada sekarang. Indah mengatakan, kini keluarga inti merasakan kedekatan secara intensif dan mencoba mensyukuri semua.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Harapan

Ilustrasi idul fitri
Ilustrasi idul fitri (sumber: istockphoto)

Sebelum pandemi COVID-19, Indah bercerita biasa ada kumpul keluarga besar di Lamongan, Jawa Timur. Usai Salat Idul Fitri melaksanakan sungkeman dan makan bersama keluarga besar. Biasanya ada makanan khas daerah yang dihidangkan yaitu Nasi Boran. Akan tetapi, lantaran saat ini di Surabaya saja, ia masak sendiri lontong Cap Gomeh untuk Lebaran.

Hal senada dikatakan salah satu atlet muda asal Surabaya, Jawa Timur, Rahmad Adi Mulyono (19). Rahmad menceritakan suasana Ramadan berbeda pada 2020. Sebelum ada pandemi COVID-19, ia dapat latihan bersama dan Salat Tarawih bisa dilakukan di masjid. Lantaran ada Corona COVID-19, kegiatan salat berjamaah di masjid dibatasi.

“Dulu salat di masjid terus cari takjil itu bebas. Sekarang dibatasi salat (berjamaah-red). Mau latihan saja susah karena harus dari rumah,”  kata Rahmad.

Pada momen Idulfitri 2020, Rahmad pun tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga jarak demi kebaikan bersama dan selalu jaga kebersihan. "Jangan lupa cuci tangan, makan makanan bergizi dan tidur teratur,” kata dia.

Ia pun berharap pada Ramadan tahun berikutnya akan lebih baik lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya