PPNI Tagih Janji Pemprov Jatim Penuhi Insentif Perawat COVID-19

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, Nursalam berharap pemerintah memperhatikan tim medis yang menangani COVID-19.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Jun 2020, 22:04 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2020, 22:03 WIB
Ilustrasi perawat.
Ilustrasi perawat. (iStockphoto)

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, Nursalam menagih janji Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) yang bakal memberikan insentif khusus, bagi perawat yang merawat pasien COVID-19. 

"Termasuk insentif yang diberikan sesuai atau tidak (harus diperhatikan). Karena dari yang dijanjikan pemerintah, baru 20 persen yang diberikan di Jatim. Sementara lainnya belum semuanya," ujar dia, Rabu (24/6/2020). 

Nursalam menyayangkan janji pemerintah masih jauh dari harapan. Ia pun mendesak pemerintah memperhatikan tim medis yang menangani COVID-19. Apalagi, banyak dari perawat dan dokter gugur akibat terpapar COVID-19.

Selain itu, Nursalam juga menuntut diperhatikan kebutuhan perawat yang lainnya, mulai dari jam istirahat dan rasio perawatan pasiennya, agar tidak kecapekan. Kemudian nutrisinya, jaminan makan, vitaminya, hingga ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang memadai.

"Penyediaan APD dan ketat dalam menggunakan APD sesuai dengan standar penangananan COVID-19, itu harus diterapkan. Kalau enggak bisa berguguran semua perawat," ujarnya. 

Nursalam juga mengimbau, pihak rumah sakit atau pemerintah daerah melakukan pemeriksaan secara massif dan berkala terhadap para perawat. Yakni dengan melakukan tes swab PCR rutin, setiap 7 hingga 10 hari. Dari 124 perawat di Jatim yang terpapar COVID-19, 60 persen merupakan perawat di Puskesmas.

"Berikutnya kita minta perhatikan stigma, jangan sampai distigma di masyarakat. Misalnya perawat honorer karena positif (COVID-19) dilepas, termasuk di masyarakat gak diterima," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Perkembangan Corona COVID-19 di Jawa Timur pada 23 Juni 2020

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Peta persebaran Corona COVID-19 di Jawa Timur pada Minggu, 10 Mei 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, pasien Corona COVID-19 di Jawa Timur menembus angka 10 ribu pada Selasa, 23 Juni 2020. Hal itu didorong ada penambahan pasien positif Corona COVID-19 sebanyak 274 orang.

Dengan tambahan pasien itu, total terkonfirmasi positif Corona COVID-19 di Jawa Timur mencapai 10.092 orang.  Pasien catatkan Corona COVID-19 terbanyak berasal dari Surabaya dengan tambahan pasien sebanyak 107 orang. Kemudian disusul Kabupaten Sidoarjo sebanyak 60 orang, Kabupaten Gresik 32 orang, Kota Malang 20 orang, Kabupaten Jombang sebanyak 14 orang.

Lalu Kabupaten Malang sebanyak 13 orang, kemudian Kabupaten Pasuruan sebanyak tujuh orang. Pasien positif Corona COVID-19 lainnya dari Kabupaten Bangkalan bertambahan enam orang. Sementara itu, dari Kabupaten Jember, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Lumajang bertambah empat orang terkonfirmasi positif Corona COVID.

Wilayah lainnya Kabupaten Kediri,Kota Pasuruan, Kota Probolinggo masing-masing bertambah tiga orang pasien positif COVID-19. Di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Magetan, dan Sampang bertambah dua orang. Lalu di Kabupaten Probolinggo, Kota Mojokerto, Kabupaten Sumenep dan Pacitan masing-masing bertambah satu orang.

Penambahan pasien Corona COVID-19 sebanyak 274 kasus baru dengan 210 di antaranya masih dalam proses verifikasi lapangan. Demikian mengutip dari Dinas Kominfo Jawa Timur, Selasa, 23 Juni 2020.

Di sisi lain, pasien sembuh dari Corona COVID-19 bertambah 80 orang menjadi 2.995 orang. Kabar duka, sembilan pasien meninggal karena COVID-19 menjadi 753 orang.

Sementara itu, jumlah pasien dirawat sebanyak 6.115 orang. Orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 27.655 orang dengan rincian dipantau 3.928, selesai dipantau 23.580, dan meninggal 147 orang.

Pasien dalam pengawasan (PDP) menyentuh angka 9.587 orang. Rinciannya antara lain pengawasan 4.148 orang, selesai diawasi 4.280 orang dan meninggal 1.159 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya