Pasien COVID-19 di Banyuwangi Capai 195 Orang pada 24 Agustus 2020

Sebagian dari tambahan pasien positif terpapar COVID-19 ini merupakan hasil penelusuran dari pasien konfirmasi positif sebelumnya dan juga santri di salah satu pondok pesantren setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2020, 05:00 WIB
Tenaga Medis Kota Bekasi Jalani Rapid Test Covid-19
Petugas menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada tenaga medis di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Pemeriksaan hanya diperuntukan bagi tenaga medis seluruh puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Kota Bekasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona (COVID-19) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bertambah delapan orang sehingga jumlah keseluruhan pasien corona hingga hari ini menjadi 195 orang.

Sebagian dari tambahan pasien positif terpapar virus corona ini merupakan hasil penelusuran dari pasien konfirmasi positif sebelumnya dan juga santri di salah satu pondok pesantren setempat.

"Sehingga sejak Maret 2020 sampai hari ini tercatat 195 kasus COVID-19, dengan rincian pasien sembuh 81 orang, masih dalam perawatan ada 107 orang, dan meninggal dunia tujuh orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono di Banyuwangi, Senin, 24 Agustus 2020.

Ia menuturkan, delapan pasien baru corona itu, tiga orang di antaranya merupakan hasil penelusuran dari pasien positif nomor 85, 86 dan 95, sedangkan lima pasien positif lainnya merupakan santri dari salah satu pondok pesantren, dilansir dari Antara.

"Saat ini semua pasien terkonfirmasi positif tersebut telah menjalani isolasi," tuturnya.

Pemkab Banyuwangi bersama seluruh pemangku kepentingan lainnya saat ini terus fokus menangani pandemi COVID-19 melalui pendekatan perubahan perilaku masyarakat.

Menurut Rio (sapaan akrabnya), implementasi perubahan perilaku untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 adalah lewat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan perubahan perilaku disiplin protokol kesehatan akan menjadi kekuatan masyarakat.

"Kalau kami bisa melakukan perilaku dengan konsisten menjaga kedisiplinan serta patuh pada protokol kesehatan maka kami akan mampu memutus mata rantai penularan," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya