Strategi Risma Tekan Penyebaran COVID-19 di Surabaya

Terkait penanganan COVID-19 di Surabaya, berikut strategi Risma untuk menekan penambahan angka kasus COVID-19

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Okt 2020, 19:44 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2020, 04:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo berkunjung ke Balai Kota Surabaya. Staf Presiden tersebut pun menilai penanganan COVID-19 di Surabaya patut dicontoh.

Abraham menilai, warga Surabaya sangat beruntung karena sudah ada perkembangan yang sangat baik dalam penanganan COVID-19. Bahkan jumlah testingnya sudah memenuhi standar WHO, termasuk jumlah tracingnya juga sudah standar WHO.

"Secara keseluruhan penanganan COVID-19 di Surabaya bagus dan patut dicontoh," kata Abraham, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 29 September 2020.

Dia menuturkan, hebatnya Wali Kota Risma itu memiliki data yang sangat detail, sehingga bisa diketahui warga yang positif itu berada di gang mana dan jalan apa. Setelah diketahui di salah satu gang dan jalan tertentu, dia langsung melakukan blokade.

"Ini yang harus dimiliki daerah lainnya, harus punya data yang detail, sehingga tidak harus menutup satu wilayah yang lebih luas, cukup di gang tertentu saja, karena dampaknya sangat erat dengan perekonomian," ujar dia.

Ia menegaskan, konsep mikro karantina yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, sebenarnya sudah diterapkan di Surabaya, terutama langkah-langkahnya sudah sesuai dengan keinginan Presiden Jokowi.

"Langkah-langkahnya sudah sesuai dengan keinginan (Presiden Jokowi). Saya yakin ke depannya dengan PSBB mikro karantina ini, Surabaya bisa semakin terkendali," kata dia.

Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengapresiasi penanganan dan penanggulangan COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur. 

"Tadi testing-nya sudah luar biasa, kita ikuti tadi tracing-nya juga menggunakan aplikasi yang sangat baik, sehingga semuanya bisa terdeteksi. Bahkan, treatment-nya juga sudah dilakukan dengan baik," kata Moeldoko saat mendengarkan paparan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di rumah dinasnya Jalan Sedap Malam, Kota Surabaya, Jumat, 4 September 2020.

Moeldoko menuturkan, tugas dan kewajiban masyarakat adalah 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak).

Ia menuturkan, jika 3M dan 3T (testing, tracing, dan treatment) itu berjalan dengan baik, dia yakin pengembangan COVID-19 bisa segera diberesi dan cepat hilang dari Indonesia."Dan itu saya melihat sangat tergantung dari manajemen leadership-nya," ujarnya.

Moeldoko menambahkan Wali Kota Risma sudah menjelaskan dari sisi manajemennya sudah tertata dengan bagus dan dari sisi leadershipnya sudah ada ketegasan, salah satu contohnya ketika pasar tidak disiplin dan ditemukan ada yang positif ditutup sementara.

Ini penting agar masyarakat terbiasa dengan kehidupan yang taat asas dan disiplin," ujarnya.

Terkait penanganan COVID-19 di Surabaya, berikut strategi Risma untuk menekan penambahan angka kasus COVID-19 yang dirangkum Jumat, (2/10/2020):

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Tracing (penelusuran)

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) hadiri pertunjukan kesenian bertajuk “Sawunggaling Anak Dunia”. (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Menekan kasus COVID-19 tidak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan Risma bersama jajarannya mulai dari membuat aplikasi untuk mengontrol data pasien COVID-19 hingga tracing secara masif dan detail.Tracing dilakukan menyeluruh dengan menggunakan teknologi.

Risma menyampaikan telah membuat aplikasi untuk kontrol data pasien. Aplikasi tersebut dapat melakukan tracing secara mendetail ke alamat, kontak eratnya baik yang satu rumah maupun rumah yang lain hingga ke tempat kerja.

Risma kepada Staf Presiden Abraham secara panjang lebar tentang penanganan COVID-19 di Kota Surabaya, mulai awal hingga saat ini. Awalnya, dia menjelaskan tentang data pasien COVID-19 yang bisa mendeteksi mana pasien asli Surabaya dan mana yang bukan warga Surabaya.

"Jadi, data pasien itu kita bisa verifikasi melalui NIK, setelah itu ditracing masif ke bawah mulai dari kontak eratnya hingga tempat kerjanya. Tracingnya masif dan harus lengkap semuanya," kata Risma.

Testing

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pelaksanaan tes cepat COVID-19 gratis di Jalan Genteng Besar, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Risma juga memasifkan rapid test atau tes cepat dan swab test (tes usap) massal gratis kepada seluruh lapisan masyarakat yang berada di Surabaya. Bahkan, hampir setiap hari Pemerintah Kota Surabaya menggelar tes swab atau tes usap PCR yang berlokasi di Gelora Pancasila.

Risma menuturkan, akan dilakukan tes usap COVID-19 kepada para guru juga murid. Tujuannya agar tidak ada klaster baru yang berasal dari sekolah.

"Kita terus melakukan tes, termasuk ibu hamil yang kandungannya berusia 37 minggu dan juga semua guru SD dan SMP kita tes," ujar Risma.

Untuk terus menekan angkat kasus COVID-19, Risma juga membuat kebijakan terkait pengawasan protokol kesehatan untuk diprioritaskan kepada UMKM ataupun pelaku usaha seperti rumah makan, warung kopi, salon, pijat keliling dan lainnya serta melakukan pengawasan dan tes masal di mal.

Bahkan untuk menjaga kestabilan keadaan Surabaya, Risma memerintahkan untuk melakukan tes usap secara jemput bola ke rumah-rumah warga, tes cepat dadakan di tempat umum yang terdapat kerumunan seperti di Jembatan Suramadu dan Taman Apsari.

Tes cepat dan secara dadakan atau tiba-tiba akan terus dilakukan secara berkala.Tak hanya itu, tes massal juga dilakukan di pondok pesantren, dan rumah susun (rusun). Langkah ini dilakukan sebagai upaya deteksi dini dan mencegah penyebaran COVID-19.

Beri Vitamin hingga Bantu Lansia

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Dok Pemkot Surabaya)

Risma juga menjelaskan bagaimana memberikan treatment kepada orang yang terpapar dan juga pasien terkonfirmasi positif. Mulai dengan memberikan vitamin hingga membuat senam khusus.

Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya juga berupaya mencegah penularan COVID-19 di kalangan lansia. Selain memberikan vitamin gratis melalui Puskesmas dan Posyandu Lansia, pemberian pulse oximeter (alat pengukur kadar oksigen) juga dilakukan.

Bagi Masker

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Risma juga memberikan treatment kepada masyarakat yang masih bandel keluar rumah tanpa menggunakan masker dan berkumpul atau berkerumun ditempat umum.

Treatment dilakukan dengan membagikan masker serta mengingatkan warga agar menjaga protokol kesehatan COVID-19. Contohnya adalah Risma saat menjalankan sunmori (sunday morning ride) berkeliling bersama jajarannya menggunakan motor ke wilayah Surabaya Utara, Minggu, 6 September 2020.

Sambil dibonceng menggunakan motor listrik di sepanjang jalan, Wali Kota Surabaya terus mengingatkan warga agar disiplin memakai masker menggunakan pengeras suara.

Risma akan selalu melakukan inspeksi secara berkala di waktu siang ataupun malam secara tiba-tiba. Hal tersebut dilakukan langsung olehnya agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan menciptakan keadaan yang aman di kotanya.

Penyemprotan Disinfektan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Tim walung kadung di Surabaya semprotkan disinfektan di permukiman warga (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Risma menuturkan, gang atau kampung itu dilakukan penyemprotan disinfektan semuanya. Jika gang-gang kecil, pemkot menggunakan sepeda motor Walang Kadung milik PMK untuk melakukan penyemprotan.

Penyemprotan semacam ini juga dilakukan rutin setiap hari di berbagai tempat.Bahkan, armada Dinas Pemadam Kebakaran yang terbesar hingga yang kecil dikerahkan semuanya untuk melakukan penyemprotan disinfektan, contohnya unit Bronto ketika melakukan penyemprotan di kampung-kampung hingga gedung bertingkat.

"Kita juga gunakan drone untuk melakukan penyemprotan di kampung-kampung yang sulit dijangkau. Penyemprotan ini terus kita gencarkan hingga saat ini. Tiada hari tanpa penyemprotan," tutur dia.

Blokade Gang

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Risa menuturkan, setelah diketahui ada warga yang positif di salah satu gang, di gang tersebut langsung diblokade dan langsung dilakukan tes semuanya.

Warga yang positif itu juga langsung dibawa ke hotel yang telah dipersiapkan atau bisa juga ke Asrama Haji jika tidak menunjukkan gejala. jika menunjukkan gejala dan ada komorbidnya, langsung dibawa ke rumah sakit.

"Jadi, kita blokade gang tersebut supaya di gang sebelahnya tidak tertular. Bahkan, dulu ketika masih ramai-ramainya, saya gunakan peta untuk memblokade ini, supaya tidak menyebar," kata Risma.

 

 

Bentuk Tim Swab Hunter COVID-19

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pelaksanaan tes COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Salah satu terbaru, pelanggar protokol kesehatan di Surabaya, Jawa Timur akan jalani tes usap COVID-19 jika terkena razia protokol kesehatan.

Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya) pun membentuk tim swab hunter COVID-19 yang terdiri dari kecamatan, polsek dan koramil yang bersinergi menggelar razia protokol kesehatan di wilayahnya masing-masing.

"Jadi, mereka bersinergi menggelar razia protokol kesehatan di wilayahnya masing-masing. Apabila ditemukan warga yang melanggar, mereka langsung dikenakan sanksi dan langsung dibawa untuk menjalani tes usap pada saat yang bersamaan," tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Linmas Kota Surabaya, Irvan Widyanto, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 1 Oktober 2020.

Dia menuturkan, tim ini berawal dari evaluasi yang digelar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) bersama para camat se-Surabaya. Saat itu, Risma ingin terus memasifkan swab untuk melakukan deteksi dini warga-warga yang terpapar COVID-19.

"Akhirnya, terbentuklah Tim Swab Hunter. Tim ini melakukan operasi Swab Hunter. Jika ditemukan ada yang melanggar langsung diswab," tutur dia.

 

(Ihsan Risniawan- FIS UNY)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya