Vaksin Merah Putih Segera Uji Klinis Perdana, Khofifah: Bisa Jadi Kandidat Booster

Khofifah yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) Unair tersebut juga berharap Vaksin Merah Putih dapat segera diproduksi dan dimanfaatkan masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2022, 13:03 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2022, 13:03 WIB
khofifah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau vaksinasi di Ciputra World, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/9/2021). (Ist)

 

Liputan6.com, Surabaya - Vaksin Merah Putih kreasi Universitas Airlangga Surabaya bersama tim dari RSUD Soetomo berjalan lancar akan menjalani uji klinis pertama pada 9 Februari nanti. Uji klinis dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Uji klinis akan dilaksanakan dengan cara menyuntikkan vaksin kepada 90 relawan berusia minimal 18 tahun di RSUD dr. Soetomo Surabaya yang belum mendapatkan vaksin COVID-19 dosis satu dan dua.

"Semoga sesuai dengan target yang diharapkan," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Senin (31/1/2022).

Sesuai informasi, saat ini kelengkapan dan administrasi sudah dipenuhi, bahkan seluruh tim sudah menemui tim pabrik untuk membuat obat yang baik atau Cara Pembuatan Obat Baik (CPOB).

Dalam pelaksanaan uji klinis fase pertama akan diujikan kepada relawan berusia 18 tahun ke atas melalui proses skrining ketat. Sedangkan untuk anak-anak masih menunggu fase pertama usia dewasa selesai.

Khofifah yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) Unair tersebut juga berharap Vaksin Merah Putih dapat segera diproduksi dan dimanfaatkan masyarakat.

"Kami inginnya vaksin Merah Putih ini juga bisa menjadi kandidat booster vaksinasi di Tanah Air," kata dia.

Saat ini, kata Khofifah, dari CDC Amerika dan NHS UK telah merekomendasikan vaksinasi booster karena terbukti mampu mengurangi risiko infeksi dan gejala berat yang diakibatkan oleh varian baru, termasuk omicron.

Berdasarkan update situasi dari WHO, ditemukan bahwa peningkatan jumlah kasus terinfeksi COVID-19 yang disebabkan Omicron sudah mencapai lebih dari 80 persen.

"Varian ini juga menunjukkan sekitar 5 kali lebih tinggi risiko terinfeksi kembali jika dibandingkan dengan varian Delta. Di mana pemberian vaksin booster di negara-negara maju terbukti efektif mengurangi angka rawat inap di rumah sakit sebesar 89 persen," tutur dia.

Relevan untuk Booster

Digunakannya vaksin Merah Putih untuk booster, lanjut Khofifah, dinilai sangat relevan mengingat Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 272 juta jiwa tidak bisa selamanya bergantung kepada vaksin produksi luar negeri.

"Pelaksanaan kegiatan vaksinasi booster membuat kebutuhan vaksin COVID-19 di Indonesia semakin besar," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Gubernur Khofifah menegaskan dukungannya tentang percepatan uji klinis Vaksin Merah Putih mulai dari tahap pertama hingga ketiga.

"Kami bangga dengan Unair yang punya komitmen kuat memberikan persembahan terbaik bagi negeri. Apalagi dapat memberikan perlindungan dan keselamatan kepada seluruh masyarakat Indonesia," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya