Liputan6.com, Banyuwangi - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi Zainal Mutaqien menyatakan, okupansi hotel di wilayahnya pada triwulan pertama 2022 merosot hingga 45 persen.
"Sangat jeblok. Hingga Maret ini, rata- rata tinggal menyisakan 30 persen saja,”ujarnya, Zainal, Jumat (4/3/2022).
Pada Desember 2021, tingkat hunian hotel di Banyuwangi berada di angka 70 -75 persen. Merosotnya okupansi hotel ini kata Zainal, diperkirakan akibat adanya varian omicron yang melanda Indonesia mulai Januari lalu.
Advertisement
“Mulai merebaknya varian omicron di Indonesia, banyak masyarakat yang menunda bepergian, baik itu bepergian untuk liburan maupun untuk kepentingan bisnis, terlebih lagi saat ini Banyuwangi masuk level 3 PPKM. Sehingga hal ini menambah merosotnya hunian hotel di Banyuwangi,”tambah Zainal.
Penurunan kunjungan ini juga menyebabkan penumpukan bahan baku pada restoran. Sehingga banyak yang terpaksa memilik tutup lagi untuk menghindari kurugian lebih banyak.
“Kalau untuk restoran juga cukup berdampak karena sepinya kunjungan. Seperti penumpukan bahan baku. Sehingga mereka memilik tutup untuk menghindari kerugian yang lebih besar,”papar Zainal
Gelar Pertunjukan Seni Budaya
PHRI Banyuwangi terus mencari strategi agar hunian hotel meningkat Kembali. Salah satunya berusaha meyakinkan wisatawan dengan menggelar pertunjukan Seni dan budaya, dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan. Sehingga wisatawan merasa aman dan nyaman selama berkunjung ke Banyuwangi
“Mudah- mudahan bisa mendongkrak Kembali tingkat hunian hotel di Banyuwangi ke depannya,”pungkas Zainal Muatqien.
Untuk diketahui, Kabupaten Banyuwangi saat ini berada di level 3 PPKM. Sedangkan kasus harian Covid-19 mencapai 1445 kasus. Jumlah tersebut tergolong masih cukup tinggi.
Advertisement