Peringatan Hari Meteorologi 2022, Ini Pesan BMKG Hadapi Perubahan Iklim

Dwikorita mengungkapkan, BMKG mencatat secara keseluruhan, 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2022, 14:10 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 08:38 WIB
Ombak Tinggi
Ilustrasi Cuaca Buruk (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut Hari Meteorologi Dunia (HMD) 2022 yang diperingati pada 23 Maret menjadi momentum untuk meningkatkan kapasitas peringatan dini dan tindakan dini terhadap fenomena cuaca dan iklim.

Menurutnya, cuaca ekstrem yang kerap menghantam diakibatkan kencangnya laju perubahan iklim. Tidak hanya intensitasnya yang bertambah, namun juga durasinya. Mulai dari hujan lebat disertai kilat dan petir, siklon tropis, gelombang tinggi, hingga hujan es.

"Hari Meteorologi Sedunia dapat kita artikan peringatan dini, serta menyoroti pentingnya informasi hidrometeorologi dan iklim untuk pengurangan risiko bencana," kata Dwikorita.

Dwikorita mengungkapkan, BMKG mencatat secara keseluruhan, 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020.

Tahun 2020 sendiri menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.7 °C, dengan tahun 2019 berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.6 °C.

Dwikorita mengatakan, pemerintah bersama semua elemen masyarakat harus bekerjasama mitigasi. Mulai dari pengurangan energi fosil dan menggantinya dengan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, gelombang atau listrik.

Selain itu penting juga penghematan listrik, air, pengelolaan sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan menanam pohon atau reboisasi.

“Mungkin cara-cara tersebut dianggap sebagai sesuatu yang sepele, namun dampaknya sangat luar biasa terhadap keberlangsungan bumi dan umat manusia," ujarnya.

 


Sejarah HMD

Ketua Panitia Hari Meteorologi Dunia 2022 Supriyanto Rohadi mengatakan, peringatan HMD yang jatuh pada 23 Maret mengacu pada konvensi meterologi 23 maret 1950. Konvensi tersebut merupakan rangkaian panjang dari berdirinya badan Perserikatan Bangsa-bangsa, yaitu Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

"WMO merupakan badan khusus PBB yang menangani kerja sama antarbangsa terkait isu meteorologi, hidrologi dan geofisika atau ilmu kebumian. BMKG dalam kegiatan HMD memfokuskan kontribusi yang diberikan terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat," kata Supri,  Rabu (17/3/2022).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya