Liputan6.com, Lumajang - Bupati Lumajang Thoriqul Haq terima kunjungan Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi di Peringgitan Pendopo Arya Wiraraja Kabupaten Lumajang.
Saat tiba di pendopo, Bupati Lumajang yang akrab disapa Cak Thoriq langsung menjelaskan, perihal kondisi masyarakat pascabencana Gunung Semeru yang terjadi di wilayah Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo.
Baca Juga
"Beberapa waktu lalu saat terjadi APG, masyarakat sudah siap siaga akan kedaruratan dari Gunung Semeru. Evakuasi cepat, tempat mengungsinya masyarakat juga sudah mengerti. Masyarakat sudah memahami dan mengerti bahayanya APG yang turun dengan membawa material erupsi," jelasnya, Kamis (8/12/2022).
Advertisement
Selanjutnya, Cak Thoriq juga menjelaskan, bahwa saat ini Kabupaten Lumajang masuk asesmen dari BNPB untuk terus dilakukan monitoring dalam pencegahan bencana, khususnya erupsi atau awan panas guguran (APG).
"Terima kasih kepada BNPB yang sangat perhatian sekali ke Kabupaten Lumajang, setiap kami mengalami bencana BNPB selalu membimbing kami dalam hal penanganan," terang dia.
Sementara itu, Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi memberikan apresiasi kepada Bupati Lumajang dan jajaran Pemerintah Kabupaten Lumajang, atas gerak cepat tanggap darurat bencana alam yang terjadi di Kabupaten Lumajang.
"Saya harap Kabupaten Lumajang kedepannya semakin bisa bangkit dan akan lebih bangkit lagi ketika ada upaya melakukan pencegahan, serta bagaimana nanti mitigasinya dan edukasinya kepada masyarakat," harapnya.
Status Gunung Semeru saat ini masih berada di level IV atau Awas. Untuk itu, masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).
Status Gunung Semeru Awas
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.
Selain itu, juga tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement