Waspada Cuaca Ekstrem, Pelajar di Surabaya Diimbau Tidak Keluar Kota

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengungkapkan, pihaknya menerbitkan Surat Edaran (SE) mengenai imbauan cuaca ekstrem.

oleh Yusron FahmiDian Kurniawan diperbarui 23 Feb 2023, 16:24 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2023, 16:02 WIB
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh. (Istimewa)
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengungkapkan, pihaknya menerbitkan Surat Edaran (SE) mengenai imbauan cuaca ekstrem.

"Surat tersebut ditujukan kepada Kepala SD, SMP negeri dan swasta, serta Kepala PAUD dan pendidikan non formal di Kota Surabaya," ujarnya, Kamis (23/2/2023).

Yusuf mengatakan, hal ini merujuk pada informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyampaikan bahwa terdapat beberapa wilayah di Jawa Timur yang mengalami cuaca ekstrem.

"Sehingga, berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, puting beliung, dan tanah longsor untuk dataran tinggi," ucapnya.

Yusuf menyebutkan bahwa hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan para pelajar di Kota Pahlawan. Sebab, akhir-akhir ini juga terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi yang melanda Kota Surabaya.

“Saat ini memang perkiraan cuaca BMKG adalah cuaca ekstrem, imbauan saya yang ke luar kota bersama anak-anak, apalagi ke lereng gunung atau waduk, harapan kami tidak keluar kota atau ditunda terlebih dahulu. Karena ini berisiko untuk anak-anak,” ujarnya.

Yusuf mengaku, setelah diterbitkan SE mengenai Himbauan Cuaca Ekstrem pada 22 Februari 2023 kemarin, para tenaga kependidikan di Kota Pahlawan bisa menerima hal tersebut. Bahkan BPBD Kota Surabaya juga menginformasikan mengenai kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan langsung diteruskan ke seluruh sekolah.

“Alhamdulillah teman-teman bisa menerima. Ada yang konsultasi ke saya juga, karena sudah terlanjur membuat jadwal untuk berkegiatan di luar kota, saya minta untuk ditunda. Imbauan ini berlaku sampai ada informasi lebih lanjut dari BMKG. Kalau cuaca diprediksi sudah membaik iya tidak apa-apa,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Yusuf meminta kepada seluruh kepala sekolah setelah kegiatan pembelajaran selesai, dimohon mengimbau peserta didik untuk segera pulang ke rumah, apabila terjadi hujan tidak berteduh dibawah pohon, bangunan yang rapuh, papan reklame, dan lainnya. Serta, tidak bermain (berenang/mandi, memancing ikan, dan lain-lainnya) di gorong-gorong, sungai, waduk, dan tambak.

Laporkan Kondisi Sekolah

Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

“Anak-anak diarahkan untuk langsung pulang, tidak ikut teman-temannya pergi bermain. Apalagi saat mendung, kalau sudah dirumah kan sudah aman. Juga mengingatkan anak-anak tidak melakukan aktivitas di sekitar sungai, seperti sungai yang awalnya sedang surut tiba-tiba hujan turun dan membuat sungai menjadi penuh, ini membahayakan mereka,” ujarnya.

Lebih lanjut, para kepala sekolah juga diminta untuk melaporkan kondisi sekolah mereka selama cuaca ekstrem melanda.

“Kepala sekolah juga saya minta selalu siaga di sekolahnya, seperti kalau ada kebocoran bisa segera melapor ke PD untuk dicarikan solusi dan ditindaklanjuti. Karena bagian atap tidak boleh dianggap ringan, sebab bisa membahayakan keselamatan siswa,” tegasnya.

Tak hanya itu saja, para orang tua juga diminta untuk mengawasi aktivitas bermain pada anak. “Mengimbau anak-anak PAUD dan SD tidak bermain di sekitar selokan. Orang tua juga diminta untuk mengawasi anak-anaknya,” pungkasnya.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya