Liputan6.com, Jember - Pengamat politik Universitas Jember Muhammad Iqbal menilai Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lebih menguasai materi dibandingkan Prabowo Subianto, dalam debat capres ketiga di Istora Senayan Jakarta, Minggu malam 7 Januari 2024.
"Penguasaan materi baik saat pemaparan dan merespons kandidat saya kira paling tinggi ada pada capres Anies. Berikutnya Ganjar sedikit di bawah Anies. Sedangkan Prabowo justru paling buruk, tidak fokus dan berkali-kali terlihat sangat emosional," katanya, Minggu malam, seperti dikutip dari Antara.
Padahal banyak kalangan bilang tema debat ketiga adalah milik "Prabowo banget" karena kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan, sedangkan Anies dan Ganjar dinilai secara umum tidak punya pengalaman tata kelola pertahanan dan keamanan.
Advertisement
Menurutnya ilmu ketahanan dan pengalaman global Anies yang seorang sipil murni telah berhasil menjebol pertahanan kemampuan dan daya tahan emosi Menteri Pertahanan Prabowo yang seorang militer.
Termasuk juga Ganjar, sosok anak polisi yang berpengalaman merakyat sebagai kepala daerah justru juga mampu 'sat-set' membobol daya pertahanan argumen Prabowo.
"Sangat disayangkan, bila baru di forum debat capres saja Prabowo sudah sangat emosional, apalagi jika nanti di forum nyata domestik maupun komunitas dunia," ucap akademisi FISIP Universitas Jember itu.
Ia mengatakan semua pertanyaan dari panelis terbukti memang sangat berkualitas, relevan dan penting terkait tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi dan geopolitik tersebut.
Terkait materi soal kebijakan dan strategi kemudahan akses pengembangan tentang pertahanan yang tangguh, teknologi siber, kecerdasan buatan.
Ia menilai Ganjar juga lebih konkret menjawab karena menyebutkan lembaga seperti BSSN, LPDP, BRIN, Kepolisian Siber, harus dioptimalkan dengan sistem keamanan yang baik dengan kecepatan internet yang tinggi, sehingga capres nomor urut 3 itu mengusulkan ada Duta Besar Siber.
Prabowo Hanya Normatif
Sementara Prabowo hanya normatif menjawab putra-putri bangsa perlu menguasai sistem AI dan siber. Kemudian secara seni dan strategi debat terlihat Prabowo yang seharusnya dijagokan menang justru malah larut lebih emosional, sehingga kehilangan fokus jawaban yang strategis dan konkrit.
Sebaliknya, Ganjar dengan gaya khas pengkisah narasi tampak lebih luwes dan taktis ketika memaparkan sistem pertahanan 5.0, harmonisasi dan sinkronisasi sistem keamanan, atau viralisme karya anak bangsa jadi mendunia.
"Terlebih ketika bertanya tajam ke Prabowo soal belanja alutsista bekas dan tidak tercapainya target 'MEF' pertahanan," ucap pakar komunikasi Unej itu.
Sedangkan Anies yang sejak sesi pembuka langsung menekan Prabowo-dengan taktik "gegenpressing" (istilah dalam sepak bola) ketika mempersoalkan besarnya anggaran Kemenhan, namun belum mampu membuat sejahtera TNI, Polri dan ASN pertahanan.
Serta dinilai tidak mampu melindungi sistem keamanan nasional dan sosial dari berbagai ancaman peretasan, narkoba, pencurian ikan dan pasir serta serangan siber.
"Terlebih ketika argumen Anies menyerang kebijakan food estate yang dinilai merusak kedaulatan lingkungan serta ironi kepemilikan lahan oleh Prabowo di saat banyak prajurit belum punya lahan rumah," ujarnya.
Advertisement