Pengertian
Kanker paru-paru merupakan penyebab kematian laki-laki nomor satu di Indonesia. Pada kanker paru-paru, sel paru menjadi abnormal dan cancerous sehingga tumbuh secara tidak terkendali. Kanker paru biasanya menyerang orang tua lebih dari 40 tahun.
Jenis kanker yang satu ini sering dikaitkan dengan rokok. Sebagian besar kasus (85%) diderita oleh perokok. Walaupun demikian, orang yang tidak merokok juga dapat menderita kanker paru.
Kanker paru-paru dapat diperoleh karena kanker primer ataupun sekunder. Kanker paru primer berasal dari sel paru. Kanker paru sekunder merupakan penyebaran kanker dari organ tubuh lain.
Terdapat dua macam kanker paru primer, yaitu:
- Kanker paru sel kecil (small-cell lung cancer/SCLC)
Ini merupakan tipe yang paling sering terjadi (80% kasus).
- Kanker paru bukan sel kecil (non-small-cell lung cancer/NSCLC)
Kanker tipe ini menyebar lebih cepat dari SCLC.
Harapan hidup penderita kanker paru-paru bervariasi dari keparahan kanker tersebut. Deteksi dini membuat perbedaan yang besar. Satu dari 20 penderita dapat hidup sampai 10 tahun.
Penyebab
Kebanyakan kasus dari kanker paru-paru disebabkan karena rokok. Rokok adalah faktor risiko terbesar dari kanker paru. Rokok mengandung 60 zat racun yang berbeda sehingga dapat menyebabkan kanker. Zat racun tersebut dikenal sebagai zat karsinogenik.
Jika seseorang merokok 25 batang sehari, berarti orang tersebut berisiko 25 kali lebih besar untuk mengidap kanker paru daripada orang yang tidak merokok. Mengonsumsi tembakau lain dengan cara berbeda, seperti cerutu atau kunyah, juga dapat menyebabkan kanker paru dan kanker lainnya. Misalnya kanker esofagus dan mulut.
Menghisap ganja juga meningkatkan risiko terkena kanker paru. Perokok pasif juga meningkatkan risiko kanker paru. Riset membuktikan bahwa perokok pasif wanita yang pasangannya merokok, memiliki risiko 25% lebih besar daripada yang tinggal dengan orang yang tidak merokok.
Paparan terhadap zat racun lainya seperti arsen, asbes, silika, bau gas atau bensin, gas NO (hasil dari kendaraan) dan sebagainya juga meningkatkan risiko terkena kanker paru.
Diagnosis
Dokter akan menentukan diagnosis kanker paru-paru dari gejala dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang lainnya juga diperlukan. Pemeriksaan spirometer untuk memeriksa fungsi paru dengan mengukur jumlah udara yang keluar dan masuk ketika Anda bernafas. Pemeriksaan darah biasa dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi.
Pemeriksaan radiologi juga dibutuhkan dalam mendiagnosis kanker paru. Pemeriksaan sinar X dada biasanya dilakukan pertama kali dan dapat menunjukkan adanya masa berwarna putih keabuan. Namun, penampakan tersebut juga dapat disebabkan oleh abses paru.
Pemeriksaan radiologi lain seperti CT scan, PET-CT scan dapat memeriksa kanker paru secara lebih mendetail. Jika sudah dipastikan Anda memiliki kanker paru, prosedur bronkoskopi dan biopsi akan dilakukan. Sampel jaringan yang diambil dari biopsi akan diperiksa.
Gejala Â
Pada kanker paru-paru tahap awal, tidak akan menunjukkan gejala. Biasanya gejala muncul seiring dengan perjalanan kanker. Gejala meliputi:
- batuk terus menerus
- batuk darah
- sering terserang infeksi paru
- sering sesak nafas
- kelelahan tanpa sebab
- penurunan berat badan tanpa sebab
- nyeri ketika batuk atau bernafas
- jari tabuh (clubbing finger)
- demam
- sulit menelan
- mengi
- suara serah
- bengkak pada wajah atau leher
- nyeri dada
Pengobatan
Pengobatan kanker paru-paru tergantung dari tipe kankernya dan kondisi tubuh secara umum. Jika kanker didiagnosis pada tahap awal dan hanya di area kecil akan membuat hasil perbedaan yang lebih baik pada hasil pengobatannya.
Pembedahan mengangkat kanker paru dapat dilakukan. Jika kondisi kesehatan penderita lemah, radioterapi dapat dilakukan untuk menghancurkan sel kanker. Jika kanker sudah menyebar, pembedahan dan radioterapi tidak dapat dilakukan. Kemoterapi biasanya digunakan untuk kasus tersebut.
Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah kanker paru-paru adalah dengan menghindari rokok dan asapnya. Berhenti merokok selama 10 tahun menurunkan risiko kanker paru hingga 50%.
Riset juga membuktikan bahwa diet rendah lemak, tinggi serat, dan banyak mengonsumsi sayur, buah serta biji-bijian dapat menurunkan risiko kanker paru dan kanker lainnya. Selain itu, olahraga secara teratur juga ditemukan dapat membantu menurunkan risiko kanker paru dan kanker lainnya. Orang dewasa minimal harus melakukan olahraga aerobik intensitas sedang 150 menit seminggu.