Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air pada awal Desember 2023 ini, artis Kiki Fatmala meninggal dunia. Kabar ini disampaikan oleh keluarga sang aktris melalui akun Instagram Kiki yang telah diverifikasi.
“Dengan kesedihan mendalam dan hati yang berat, kami ingin mengumumkan berpulangnya yang tercinta Kiki Fatmala, yang bukan hanya anggota terkasih keluarga kami tetapi juga seorang sahabat yang dikenal oleh banyak orang,” demikian isi pengumuman yang disampaikan pada Jumat, 1 Desember 2023.
Kiki Fatmala (56) yang dikenal sebagai pemeran 'Si Manis Jembatan Ancol' mempunyai riwayat kanker paru stadium 4 sebelum akhirnya meninggal dunia. Ia sempat menceritakan perjuangannya melawan kanker paru-paru stadium 4.
Advertisement
"Enggak tau, setiap ngomongin sakit aku kayak mau nangis. Aku sangat bersyukur sekarang bisa ada di sini, seperti ini, itu karena pertolongan Tuhan," ucap Kiki Fatmala di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (10/11/2022).
Lantas, seperti apa kanker paru seperti yang diidap Kiki Fatmala?
Gejala Kanker Paru
Kanker paru biasanya tidak menimbulkan tanda dan gejala pada tahap awal. Tanda dan gejala kanker paru biasanya muncul saat penyakit sudah lanjut.
Mengutip laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, tanda dan gejala kanker paru di antaranya:
- Batuk baru yang tidak kunjung sembuh
- Batuk darah, bahkan dalam jumlah kecil
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Suara serak
- Menurunkan berat badan tanpa berusaha
- Sakit tulang
- Sakit kepala
Faktor Risiko Kanker Paru
Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko kanker paru. Beberapa faktor risiko dapat dikendalikan, misalnya dengan berhenti merokok. Faktor lain yang tidak bisa dikontrol seperti riwayat keluarga.
Faktor risiko kanker paru-paru meliputi:
1. Merokok
Risiko terkena kanker paru meningkat seiring dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari dan jumlah tahun merokok. Berhenti pada usia berapa pun dapat secara signifikan menurunkan risiko terkena kanker paru-paru.
2. Paparan asap rokok
Bahkan jika tidak merokok, risiko kanker paru meningkat jika terpapar asap rokok.
3. Terapi radiasi sebelumnya
Jika pernah menjalani terapi radiasi pada dada untuk jenis kanker lain, mungkin memiliki peningkatan risiko terkena kanker paru.
4. Paparan gas radon
Radon diproduksi oleh penguraian alami uranium di tanah, batu, dan air yang akhirnya menjadi bagian dari udara yang dihirup. Tingkat radon yang tidak aman dapat terakumulasi di bangunan mana pun, termasuk rumah.
5. Paparan asbes dan karsinogen lainnya
Paparan asbes di tempat kerja dan zat lain yang diketahui menyebabkan kanker seperti arsenik, kromium, dan nikel dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru, terutama jika seorang perokok.
6. Riwayat keluarga kanker paru
Orang dengan orangtua, saudara kandung atau anak dengan kanker paru memiliki peningkatan risiko penyakit.
Advertisement
Komplikasi Kanker Paru
Diungkap pihak keluarga, Kiki Fatmala meninggal dunia pada usia 56 tahun setelah menderita komplikasi akibat kanker. Pada November 2022, Kiki juga mengungkap kepada media mengenai perjuangannya menghadapi kanker paru stadium 4. Ia menjalani kemoterapi untuk mengatasi penyakitnya ini.
Menyoal komplikasi, kanker paru dapat menyebabkan kondisi sebagai berikut:
1. Sesak napas
Penderita kanker paru-paru dapat mengalami sesak napas jika kanker tumbuh hingga menghalangi saluran udara utama. Kanker paru-paru juga dapat menyebabkan cairan menumpuk di sekitar paru-paru, membuat paru-paru yang terkena lebih sulit untuk mengembang sepenuhnya saat Anda menarik napas.
2. Batuk darah
Kanker paru-paru dapat menyebabkan perdarahan di saluran napas, yang dapat menyebabkan Anda batuk darah (hemoptisis). Terkadang pendarahan bisa menjadi parah. Perawatan tersedia untuk mengontrol perdarahan.
3. Nyeri
Kanker paru-paru stadium lanjut yang menyebar ke lapisan paru-paru atau ke area lain di tubuh, seperti tulang, dapat menyebabkan nyeri. Beri tahu dokter Anda jika Anda mengalami rasa sakit, karena banyak perawatan tersedia untuk mengendalikan rasa sakit.
4. Cairan di dada (efusi pleura)
Kanker paru-paru dapat menyebabkan cairan menumpuk di ruang yang mengelilingi paru-paru yang terkena di rongga dada (ruang pleura).
5. Cairan yang menumpuk di dada dapat menyebabkan sesak napas
Perawatan tersedia untuk mengalirkan cairan dari dada Anda dan mengurangi risiko efusi pleura akan terjadi lagi.
6. Kanker yang menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis)
Kanker paru sering menyebar (bermetastasis) ke bagian tubuh lain, seperti otak dan tulang.
7. Kanker yang menyebar dapat menyebabkan nyeri, mual, sakit kepala, atau tanda dan gejala lain tergantung organ mana yang terkena.
Setelah kanker paru-paru menyebar ke luar paru-paru, umumnya tidak dapat disembuhkan. Perawatan tersedia untuk mengurangi tanda dan gejala dan untuk membantu hidup lebih lama.
Kematian Kanker Paru Tinggi
Dokter spesialis paru konsultan Elisna Syahruddin mengingatkan bahwa kanker paru adalah masalah dunia.
“Kanker paru itu menjadi masalah bukan hanya di Indonesia, tapi masalah secara global. Kanker paru memiliki kasus nomor dua terbanyak di dunia. Tapi, bagi laki-laki, dia (kanker paru) nomor satu,” ujar Elisna dalam talk show kanker paru bersama AstraZeneca dan Plan Indonesia di Jakarta pada Rabu (1/11/2023).
Sementara di Indonesia, jumlah kasus kanker paru menduduki peringkat ketiga terbanyak. Namun bagi laki-laki, kanker paru menjadi jenis kanker nomor satu yang paling banyak diidap.
Salah satu hal yang membedakan antara kanker paru dengan kanker lainnya di dunia adalah, penemuan kasusnya selalu di stadium lanjut. Artinya, kanker baru didiagnosis setelah penyakitnya parah.
“Itulah kenapa kanker paru disebut pembunuh utama dalam penyakit kanker. Jadi dari semua kanker, juara umumnya itu kanker paru dan itu tidak berubah dalam hampir 20 tahun,” jelas Elisna.
Tingginya kasus kematian akibat kanker paru disebabkan penemuan penyakit yang cenderung terlambat. Dan setelah ditemukan dalam kondisi parah, maka pengobatan pun tidak begitu membantu.
“Ketika diobati, kita enggak bisa sembuhkan lagi kalau sudah stage (stadium) lanjut, jadi angka kematiannya sangat tinggi.”
Advertisement