Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir punya rencana untuk memangkas jumlah perusahaan pelat merah menjadi tersisa 30 perusahaan saja. Proses penggabungan atau merger dan konsolidasi menjadi salah satu caranya.
Dia menerangkan telah memangkas jumlah BUMN dari 114 menjadi tersisa 47 saat ini, dimana 7 lainnya masuk dalam kategori sakit dan perlu restrukturisasi.
Baca Juga
"Itu untuk usulan 47 (BUMN) menjadi 30 (BUMN) kan ya," kata Erick beberapa waktu lalu.
Advertisement
Ada sejumlah sektor BUMN yang akan dimerger mulai 2025. Mulai dari BUMN Karya, sektor transportasi seperti kereta api, pelabuhan dan pelayaran, hingga rumah sakit BUMN. Lantas, apa saja BUMN yang mau di-merger? Berikut rangkumannya.
Konsolidasi BUMN Karya
Perusahaan sektor konstruksi akan digabung menjadi 3 klaster. Pertama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang akan dimasukkan ke PT Hutama Karya.
Kedua, menggabungkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Brantas Abhipraya dan Nindya Karya. Ketiga, menggabungkan PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PTPP dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Rencana penggabungan ini sudah bergulir sejak beberapa waktu lalu. Namun, molor hingga penghujung tahun 2024. Jika mendapat lampu hijau, proses merger BUMN Karya bisa terealisasi di 2025, tahun depan.
"Lagi menunggu keputusan dari Menteri PU, kalau bisa kita dorong tahun depan bisa tuntas," ujar Erick di Kantor Kementerian BUMN.
Rencana konsolidasi ini akan dilakukan bertahap sambil melihat bentuk dan kesehatan perusahaan. Target besarnya, setiap BUMN Karya akan dikelompokkan sesuai keahliannya masing-masing.
Â
Gabung INKA dan KAI
Sektor transportasi tak luput dari target perampingan. Misalnya, PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Keduanya akan digabung yang nantinya INKA akan masuk ke KAI. Erick melihat peluang keduanya bisa lebih kuat karena berada dalam satu sektor yang sama; produksi kereta api dan operator layanannya.
Penggabungan itu dinilai bisa mempermudah koordinasi antara keduanya. Mengingat, KAI kerap membutuhkan rangkaian kereta yang diproduksi oleh INKA.
"Ya kan, tidak mungkin perlu gerbong titik-titik, tapi enggak ngomong sama INKA. INKA-nya juga enggak koordinasi bila misalnya perlu ini. Kan itu cuma sinkronisasi. Nah, dengan satu atap yang sekarang juga 4 tahun terakhir ini sudah sering, kan antara KAI dan INKA sudah lebih baik sekarang," tuturnya.
"Cuman, secara struktur korporasi lebih baik ya jadi bapak dan anak lah. Jadi, konkretnya lebih bagus," sambungnya.
Erick mengungkap, nantinya KAI yang akan menjadi induk dari INKA. "Masa INKA-nya jadi holding, KAI-nya lah," tegasnya.
Â
Advertisement
Merger ASDP, PELNI, Pelindo
Transportasi laut juga masuk radar penggabungan Erick Thohir. Ini merujuk pada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo sebagai pengelola pelabuhan, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagai penyedia layanan penyeberangan, dan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni sebagai penyedia layanan angkutan laut.
Dia menerangkan, nantinya Pelindo akan bertindak sebagai induk holding. Rencana ini juga diakuinya sudah dibahas dengan pihak terkait.
"Sudah, kita sudah dorong. Pelindo (jadi induk)," kata Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Rencana tersebut akan jadi satu ekosistem pelayanan bagi masyarakat. Diketahui, ketiganya punya tugas yang berbeda meski berada di satu sektor yang sama.
"Kalau pelabuhannya bagus, management PELNI dari kapalnya juga lebih mudah, ASDP-nya juga lebih bagus. Semuanya jadi sinkronisasi baik untuk penumpang dan barang, yang selama ini terpisah-pisah," tutur dia.
Dia mengungkap keuntungan jika tiga BUMN itu digabung. Salah satunya untuk mengatasi isu dari biaya logistik nasional serta aspek keselamatan penumpang.
"Pasti, karena itu mendorong kembali bagaimana logistic cost bisa lebih turun, safety buat penumpang," ujarnya.
Â
Merger PTPN-Perhutani
Sedikit mundur ke belakang, Erick sempat mengungkap rencananya menggabungkan BUMN sektor perkebunan. Ini merujuk pada PT Perkebunan Nusantara (Persero) dan Perum Perhutani.
Keduanya menjadi pengelola hutan dan kawasan perkebunan yang asetnya dimiliki oleh negara. Ada total lahan mencapai 2,2 juta hektare (ha) yang bisa digunakan untuk sejumlah program prioritas.
"Seperti juga kita sedang mendorong konsolidasi merger PTPN dan Perhutani sehingga itu ada lahan 2,2 juta hektare yang bisa juga kita alokasikan untuk dukungan dorongan bioetanol, buat energi atau pun swasembada gula, atau pun pengembangan lainnya," jelas Erick beberapa waktu silam.
Â
Advertisement
RS BUMN ke Bio Farma
Rencana serupa menyasar BUMN sektor kesehatan. Ini berkaitan dengan Holding BUMN Farmasi di bawah PT Bio Farma (Persero) serta Holding Rumah Sakit BUMN yang kini banyak dikelola PT Pertamedika IHC.
Erick mengusulkan masuknya kumpulan RS pelat merah masuk ke dalam grup Bio Farma. Dengan bergabungnya bisnis rumah sakit dan farmasi bisa memperkuat sinergi keduanya, termasuk soal penyediaan obat.
"Kesehatan, Bio Farma tadi saya sampaikan, di situ ada Kimia Farma, Indofarma, kita juga sedang melobi apa mungkin ya rumah sakit yang sudah kita merger-kan jadi satu, dipindahkan ke bawah Bio Farma," ucap Erick.
"Sehingga kita memaksa seluruh rumah sakit kita menggunakan obat-obat dalam negeri, tidak impor lagi. Nah ini salah satunya. Cuma ini roadmap yang nanti kita terus dorong, berhasil atau tidaknya tentu konsekuensi dengan kita coba restrukturisasi dan lain-lain," imbuh dia.