Liputan6.com, Jakarta PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo mendorong setiap karyawan yang memiliki kompetensi untuk menjadi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia dan berbagai lembaga sertifikasi lainnya sebagai langkah membudayakan K3 dan mewujudkan zero fatality.
Hingga saat ini, Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang mengelola perkebunan kelapa sawit itu telah memiliki 268 Ahli K3 Umum di masing-masing unit operasional yang terbentang di berbagai penjuru nusantara untuk memperkuat budaya kerja yang selamat dan sehat.
Advertisement
Baca Juga
“Sejak awal, PTPN IV PalmCo menempatkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berkesinambungan secara mutlak. Kami menempatkan K3 para karyawan sebagai first priority karena teman-teman karyawan merupakan aset terpenting di perusahaan ini,” tegas Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa di Jakarta, Rabu (15/01/2024).
Advertisement
Ia menuturkan saat ini ratusan karyawan PTPN IV PalmCo telah mengantongi sertifikasi AK3 Umum maupun sertifikasi serupa lainnya. Langkah itu diperkuat dengan kebijakan konkret perusahaan melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012.
Implementasi ini telah berjalan dengan baik dan menjadi landasan bagi Perusahaan untuk terus meningkatkan standar K3 di seluruh unit operasionalnya pada masa mendatang. Alhasil, perusahaan mampu meraih 148 bendera emas sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). “Komitmen dan konsistensi adalah tekad kami dalam menjalankan program- program yang melindungi karyawan kami,” paparnya.
Jatmiko menekankan pentingnya kesadaran akan K3 sebagai faktor kunci dalam menjaga keberlangsungan operasional perusahaan. Selaras dengan pelaksanaan Bulan K3 Nasional 2025, PTPN IV PalmCo menjalankan program kerja K3 di seluruh wilayah operasinya dengan fokus pada pencapaian target zero fatality.
Ia juga menyatakan bahwa pencapaian target zero fatality bukanlah tujuan yang dapat diraih secara instan, melainkan melalui proses berkelanjutan. Untuk itu, secara rutin perusahaan melakukan audit keselamatan kerja, evaluasi risiko, serta penyempurnaan prosedur operasional.
Identifikasi Potensi Bahaya
Langkah ini, lanjut dia, untuk memastikan setiap potensi bahaya dapat diidentifikasi dan diminimalisir sejak dini. “Keselamatan kerja itu bukan hanya kewajiban, atau aturan yang harus diikuti. Namun harus jadi kesadaran masing-masing, kesadaran yang membudaya. Kita akan terus lakukan segala cara untuk meningkatkan kesadaran tersebut. Salah satunya dengan cara memberikan pelatihan keamanan dasar (basic safety) kepada seluruh pekerja, terutama bagi mereka yang berada di bidang operasional,” paparnya.
Direktur Strategy dan Sustainability PTPN IV PalmCo Ugun Untaryo menambahkan bahwa K3 adalah bagian yang tidak terpisahkan dari strategi keberlanjutan Perusahaan.
“Keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya melindungi karyawan, tetapi juga mendukung keberlanjutan operasional dan reputasi Perusahaan, karena dengan komitmen yang kuat terhadap K3, PTPN IV PalmCo dapat menjadi contoh bagi industri perkebunan lainnya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan,” tuturnya.
Advertisement
2,8 Juta Ha Lahan Sawit Rakyat Berusia 25 Tahun Segera Diremajakan
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menyatakan siap untuk berkolaborasi bersama dengan Rumah Sawit Indonesia, sebagai upaya mewujudkan Asta Cita atau delapan misi yang diusung Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045, terutama dalam bidang ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan Rumah Sawit Indonesia (RSI) yang merupakan asosiasi tempat berkumpulnya pelaku usaha perkebunan sawit memiliki peran strategis berkontribusi positif ekosistem sawit nasional.
"RSI memiliki peran strategis untuk membentuk dan mendukung ekosistem yang tepat bagi perkebunan sawit nasional, terutama dalam mewujudkan Asta Cita presiden Prabowo dalam penguatan ketahanan pangan nasional," kata dia dikutip Selasa (19/11/2024).
Untuk itu, Ia menjelaskan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan RSI yang menjadi wadah bagi seluruh pelaku sawit baik mulai dari perusahaan berskala besar hingga smallholders layaknya pekebun.
Selanjutnya disebutkan Ghani, Holding Perkebunan Nusantara yang memiliki 3 sub holding dan beberapa anak perusahaan dengan berbagai bidang usahanya tersebut memiliki berbagai program unggulan untuk mendukung program swasembada pangan dan energi baru terbarukan melalui initiative strategy 2024-2025.
Pengelolaan Perkebunan Sawit
Strategi itu meliputi pengelolaan perkebunan sawit yang ramah lingkungan, hilirisasi sektor pangan, peningkatan produktivitas melalui akselerasi peremajaan sawit rakyat.
"Saat ini terdapat 2,8 juta hektare sawit rakyat yang berusia di atas 25 tahun untuk segera diremajakan. Ini menjadi salah satu momentum bagi PTPN dalam memperkuat ketahanan pangan melalui program Intercropping," jelasnya.
Pendekatan intercropping sendiri merupakan program budidaya dua komoditas berbeda dalam satu hamparan yang sama melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR). Setiap tahun, ia menjabarkan dibutuhkan akselerasi PSR hingga 400.000 hektare pertahun.
Advertisement