Ponsel Supercopy Marak, Vendor Mengadu ke Kominfo?

Semakin banyak smartphone bajakan yang beredar diyakini mempengaruhi angka penjualan milik produsen ponsel aslinya.

oleh Denny Mahardy diperbarui 04 Jun 2014, 13:42 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2014, 13:42 WIB
Ilustrasi Ponsel Replika
Ilustrasi Ponsel Replika (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Semakin banyaknya peredaran smartphone premium supercopy alias tiruan/bajakan diyakini banyak pihak akan mempengaruhi angka penjualan milik produsen ponsel aslinya.

Namun kenyataannya, ponsel pintar tiruan yang banyak beredar itu sepertinya tak mengusik perusahaan besar pembuat smartphone iPhone ataupun Galaxy. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengaku tak ada vendor yang mengadu atas maraknya ponsel bajakan. 

"Setahu saya sih belum ada perusahaan yang melapor untuk mengadukan masalah produknya dibajak," papar Ismail Chawidu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo yang dihubungi melalui saluran telepon.

Meskipun tak ada vendor yang mengadu, Ismail mengklaim bahwa pihak Kominfo tetap berusaha untuk membendung peredaran ponsel pintar bajakan di Indonesia. "Ponsel bajakan kan bisa merugikan masyarakat, itu yang kita hindari," tambah Ismail.

Akan tetapi, langkah antisipasi yang akan dilakukan untuk membendung ponsel pintar bajakan beredar di Indonesia diakui Ismail tak bisa dilakukan Kominfo sendirian.

"Kita gak bisa jalan sendirian mengurusi peredaran ponsel tiruan tersebut. Kita akan gandeng kepolisian, bea cukai, kementerian terkait dan masyarakat juga harus dilibatkan untuk menekan peredaran ponsel supercopy," tandas Ismail.

Belakangan ini, smartphone yang meniru produk premium seperti seri terbaru Galaxy S5 Samsung ataupun iPhone buatan Apple memang makin banyak beredar di Indonesia. Ponsel tersebut dipasarkan melalui berbagai cara, seperti lewat toko online, sosial media maupun broadcast melalui pesan instan.

Semakin murah dan mudahnya penggunaan akses internet semakin meringankan para penjual dalam memasarkan ponsel yang bajakan miliknya. Bahkan, para penjual produk bajakan itu tak lagi segan memasangkan label 'supercopy' pada produk tiruan dagangannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya