Liputan6.com, California - Anda masih ingat dengan game kontroversial Flappy Bird? Saking fenomenalnya, banyak pengembang yang membuat game serupa alias game kloningan yang bisa dibilang sangat mirip dengan versi aslinya.
Namun Anda harus berhati-hati saat mengunduh game kloningan tersebut. Pasalnya, menurut sebuah laporan dari ahli keamanan McAfee, dari kloningan game Flappy Bird yang diuji, banyak yang mengandung malware.
"Dari beberapa kloningan Flappy Bird yang kami uji, hampir 80% di antaranya telah terjangkit malware," kata Brian Kenyon, Chief Technical Strategist McAfee di Santa Clara.Â
Di samping itu para ahli kemanan McAfee juga menemukan lebih dari 270 aplikasi yang terinfeksi malware. Salah satu kejadian paling umum yang disebabkan oleh malware adalah smartphone akan melakukan panggilan telepon sendiri tanpa izin yang mengakibatkan pulsa pengguna tersedot.
Selain itu, menurut laporan USA Today, Rabu (25/6/2014), smartphone juga akan mengirim teks ke situs berbayar. Malware juga bisa menginformasikan lokasi pengguna, yang memungkinkan hacker dapat mengetahui kode pos untuk mencuri kartu kredit.
Kenyon mengungkap, sebagian besar game yang terinfeksi malware berasal dari toko aplikasi Google Play Store karena Android bersifat open source.
Perangkat Apple yang telah di-jailbreak juga rentan terhadap malware karena sistem keamanan yang ada telah jebol. Terlebih jika pengguna menggunakan aplikasi pihak ketiga.
Flappy Bird sendiri adalah game yang dikembangkan oleh developer muda asal Vietnam, Dong Nguyen. Game buatannya ini mampu menghasilkan pendapatan hingga US$ 50 ribu per hari.
Namun, Nguyen merasa bahwa permainan itu terlalu adiktif dan akhirnya memutuskan untuk menariknya dari semua toko aplikasi. Tapi akibat penarikan itu banyak bermunculan game sejenis yang tak terhitung jumlahnya.
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
80% Kloningan Flappy Bird Terjangkit Malware, Waspadalah!
Dari banyaknya kloningan game Flappy Bird yang diuji oleh ahli keamanan McAfee, 80 persen di antaranya mengandung malware.
diperbarui 25 Jun 2014, 13:18 WIBDiterbitkan 25 Jun 2014, 13:18 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Putusan MK Hapus Presidential Threshold, Golkar Harap Bisa Beri Angin Segar bagi Demokrasi Indonesia
Kumpulan Kata Bijak Sabar dan Diam yang Menenangkan Hati
Menperin: Negosiasi dengan Apple Tak Mudah
Demi Hindari Tugas di Tempat Kerja, Pria India Nekat Potong Jari
PPN 12 Persen Batal untuk Semua Barang, Penerimaan Pajak Hanya Nambah Rp 3,2 Triliun
PBNU Kritisi Niatan Pemerintah soal Rencana Libur Sekolah Sebulan saat Ramadan
Tidak Usah Bilang Berantas Korupsi Seakar-akarnya, Itu Angkuh Kata Gus Baha
Mengenal Jung Jae Il, Sosok di Balik Musik Latar Squid Game 2 yang Ikonis
TMII Catat Kenaikan Pengunjung 62,16 Persen Saat Libur Natal dan Tahun Baru 2025
Panglima TNI Akui Anggotanya Terlibat Penembakan Bos Rental Mobil: Jika Terbukti Bersalah Akan Ditindak Tegas
350 Kata Kata Keluarga Sederhana yang Menyentuh Hati
Mabuk Saat Tahun Baru, Polisi di Zambia Tak Sengaja Bebaskan 13 Tahanan