Apa Jadinya Jika Rendang Diradiasi Teknologi Nuklir?

Batan tergerak untuk mengujinya dengan kemampuan teknologi terbarukan, agar makanan ini menjadi lebih higienis dan tahan lama.

oleh Rochmanuddin diperbarui 14 Sep 2014, 09:57 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2014, 09:57 WIB
Apa Jadinya Jika Rendang Diradiasi Teknologi Nuklir?
Batan tergerak untuk mengujinya dengan kemampuan teknologi terbarukan, agar makanan ini menjadi lebih higienis dan tahan lama.

Liputan6.com, Bogor - Siapa yang tak kenal rendang, makanan khas Padang ini masuk dalam makanan terenak ketiga di dunia. Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) pun tergerak untuk menguji dengan kemampuan teknologi terbarukan, agar rendang jadi lebih higienis dan tahan lama.

"Di Cikadu, Pemalang ada demo, karena bosen dengan makanan yang ada akhirnya dikasih rendang dengan diiradiasi. Dan ternyata rendangnya katanya enak, dan tahan lama. Bahkan, itu bisa tahan sampai bertahun-tahun," ujar Deputi Kepala Batan Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir, Bogor.

"Ini kalau menjadi peluang usaha, bisa dijual ke luar negeri," sambung Ferhat.

Pemanfaatan energi nuklir, menurut Ferhat, memang sangat banyak, khususnya di bidang pertanian, pangan, kesehatan hingga industri. Namun sayang, masyarakat belum banyak mengenal karena masih terkungkung paradigma nuklir.

"Masyarakat banyak yang tidak tahu, paling mereka baru tahu pas nyari-nyari di internet ternyata bisa ya. Seperti perusahaan Jepang yang baru-baru ini, akhirnya kita kerja sama, dan income itu masuk ke kas negara," jelas Ferhat.

Contoh lainnya, lanjut Ferhat, manfaat energi nuklir melalui iradiasi terhadap buah-buahan. Buah-buahan menjadi lebih awet dan higeinis. "Tapi orang Amerika dan Eropa lebih suka mangga India dan China ketimbang punya Indonesia?"

"Karena mereka sudah meradiasi mangganya, sehingga bebas bakteri. Orang Amerika gak mau beli mangga yang ada wabahnya. Jeruk juga gitu, yang biasa tahan 2 minggu, kalau diiradiasi bisa tahan berbulan-bulan," sambung Ferhat.

Di bidang pertanian, sambung Ferhat, manfaat nuklir sudah terbukti di banyak varietas padi. Misalnya janis padi Sidenuk, itu 1 hektar bisa panen 7 sampai 9 ton. Padahal jika menggunakan cara biasa hanya menghasilkan 3 ton.

"Varietas padi ini sudah 20 dari hasil manfaat nuklir. Kedelai juga sudah ada 8 varietas. Jadi iradiasi ini sama halnya radiasi matahari, bedanya itu dipercepat dengan mengubah DNA, sehingga lebih cepat," jelas dia.

Begitu juga di bidang industri dan kesehatan. Menurut Ferhat, manfaat nuklir bisa menggunakan scanning gamma. Misalnya untuk pemindaian alat tabung atau benda tanpa merusak benda tersebut.

"Dulu pernah listrik mati di Senayan, nah PLN bingung mati kenapa neh? Katanya ada kabel putus antara Jakarta-Bogor. Gimana tuh nyarinya di dalam tanah? Akhirnya panggil Batan ngecek menggunakan scanning itu, dan ketemu. Ternyata kabel putus di Manggarai," contoh dia.

Lebih Higeinis

Terkait bahaya atau kesehatan makanan hasil dari iradiasi, menurut Ferhat, justru dengan proses ini makanan menjadi lebih sehat dan higeinis. Karena akan membunuh bakteri yang ada di makanan tersebut.

"Jadi iradiasi makanan ini kadar radiasi dengan kadar yang rendah, sehingga tidak berbahaya. Justru menyehatkan tubuh manusia, karena membunuh bakteri di dalam makanan," jelas dia.

Ferhat menjelaskan, radiasi terbagi menjadi 3 jenis, yakni Alfa (rendah), Betha (medium) dan Gamma (tinggi). Ia mencontohkan, radiasi nuklir 5 milisievert (MsV) sama halnya radiasi merokok 1 bungkus.

"Makanya, ketakutan manusia terhadap radiasi nulir itu ketakutan terhadap radiasi itu sendiri. Bahkan, radiasi Fukushima --reaktor nuklir Jepang yang meledak beberapa waktu lalu--itu radiasinya cuma 5 MsV masyarakat dilarang keluar rumah," ujar Ferhat.

"Coba bandingkan di Mamuju, itu radiasi alam bisa sampai sekitar 50 MsV. Tapi masyarakat biasa saja. Karena tubuh manusia, jika tiap hari dikenai radiasi maka akan kebal," tandas Ferhat. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya