Divisi Smartphone Sony Masih 'Berdarah-darah'

Sony Mobile memperlihatkan kondisi yang masih belum menyenangkan bagi perusahaan.

oleh Denny Mahardy diperbarui 03 Nov 2014, 12:07 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2014, 12:07 WIB
Sony Xperia Z3, Smartphone Paling Kedap Air di Dunia?
Foto: Sony Xperia Z3 (Adhi Maulana/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sony menunjukkan keseriusan dan optimismenya memasuki industri ponsel pintar dengan berpisah dengan Ericsson dan melaju sendiri dengan Sony Mobile beberapa tahun lalu. Namun, bisnis yang terbilang baru bagi Sony itu masih belum memberikan angin segar bagi perusahaan asal Jepang tersebut.

Dalam laporan keuangan kuartal ketiga 2014 yang berakhir September lalu, Sony Mobile memperlihatkan kondisi yang masih belum menyenangkan bagi perusahaan. Alih-alih kenaikan, perusahaan itu malah mendapatkan penurunan di bisnis mobile yang dimilikinya tersebut.

Dikutip dari GSM Arena, Senin (3/11/2014), selama satu kuartal itu perusahaan hanya mampu mengirim 9,9 juta smartphone. Jumlah itu sedikit turun dari raihan yang dikantonginya pada periode yang sama tahun lalu, yang mana berhasil mengirimkan 10 juta unit smartphone.

Bahkan, perusahaan yang dikenal luas sebagai pembuat perangkat elektronik itu telah menurunkan prediksi penjualan smartphone tahunan miliknya dari semula 43 juta unit menjadi 41 juta unit. Jumlah itu sebenarnya masih lebih tinggi 2 juta unit dari total penjualan smartphone Sony di tahun 2013.

Sedangkan di divisi gaming, perusahaan itu mampu meningkatkan pendapatan sebesar 83,2% dibanding tahun lalu dan mencatat keuntungan US$ 200 juta. Sejumlah 3,3 juta unit PS4 terjual di kuartal ketiga tahun 2014.

Divisi sensor kamera mencatat keuntungan US$ 271 juta karena permintaan yang tinggi untuk komponen smartphone. Sayangnya, divisi sensor kamera juga dilaporkan ada penurunan signifikan pada penjualan kamera digital yang terkena dampak semakin banyaknya smartphone dengan kamera yang kian canggih.

Sementara itu pada segmen TV, perusahaan mencatatkan keuntungan operasional US$ 73 juta. Sedangkan layanan finansial tetap menjadi bisnis yang paling menguntungkan bagi perusahaan asal Negeri Sakura itu dengan catatan pendapatan operasi sebesar US$ 437 juta.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya