Sony Tetap Rilis Film Kontroversial Pemicu Serangan Hacker

Sony Pictures akan tetap merilis film The Interview, namun dengan sejumlah syarat khusus.

oleh Adhi Maulana diperbarui 15 Des 2014, 12:56 WIB
Diterbitkan 15 Des 2014, 12:56 WIB
Korut: Kami Tak Terlibat Peratasan Sistem Komputer Sony Pictures
(BBC)

Liputan6.com, Jakarta - Sebelumnya telah diwartakan bahwa Sony Pictures menyerahkan masa depan film The Interview kepada para karyawannya. Film komedi yang diyakini sebagai pemicu serangan hacker terhadap sistem komputasi Sony Pictures itu memang menyinggung Korea Utara (Korut) dan para simpatisannya karena menceritakan upaya pembunuhan terhadap pemimpin Korut, Kim Jong Un.

Terkini menurut yang dilansir Reuters, Senin (15/12/2014), Sony Pictures akan tetap merilis film The Interview. Namun pada waktu perilisannya nanti akan disertakan sejumlah persyaratan khusus.



Yang pertama adalah, Sony Pictures hanya akan mengizinkan fotografer dan tim video pribadi perusahaan untuk meliput acara pemutaran perdana The Interview yang rencananya tetap digelar pada 25 Desember mendatang bertepatan dengan perayaan Natal.

Lalu Sony Pictures juga hanya akan mengundang sejumlah wartawan dari media terpilih. Dalam sesi konfrensi pers, awak media akan diperbolehkan untuk bertanya-jawab dengan duet aktor utama, Seth Rogen dan James Franco. Namun, dalam sesi tanya-jawab itu dilarang menanyakan perihal serangan hacker sedikit pun.



Keputusan yang diambil Sony Pictures ini didukung penuh oleh para karyawan dan semua orang yang terlibat dalam film The Interview. Seth Rogen bahkan memuji jajaran petinggi Sony Pictures karena memiliki keberanian untuk bersikukuh memutar film The Interview.

"Saya harus berterimakasih kepada Amy Pascal (CO-Chair Sony Pictures) karena telah memiliki nyali untuk membuat film ini menjadi nyata," papar Roger seperti yang dikutip dari laman Global News.

Di sisi lain, salah seorang juru bicara Sony Pictures yang tak disebutkan namanya juga mengungkapkan bahwa The Interview besar kemungkinan tidak akan dirilis di Asia. Hal ini dilakukan guna meredam kontroversi yang bakal terjadi. (dhi/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya