XL Tak Galau Soal Metode Pindah Frekuensi

Wajar ada perbedaan persepsi soal metode pindah kanal karena setiap operator memiliki pandangan soal risiko yang berbeda.

oleh Denny Mahardy diperbarui 25 Mar 2015, 13:11 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2015, 13:11 WIB
XL Tak Galau Soal Metode Pindah Frekuensi
Wajar ada perbedaan persepsi soal metode pindah kanal karena setiap operator memiliki pandangan soal risiko yang berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Para operator seluler masih belum satu suara terkait pemilihan lokasi implementasi perpindahan blok kanal 4G di frekuensi 1800 Mhz. Operator seluler yang tergabung dalam kelompok kerja (Pokja) itu pun masih belum menemukan metode perpindahan blok 4G tersebut.

Di lain sisi, pembahasan proses perpindahan blok kanal frekuensi untuk layanan 4G LTE di frekuensi 1800 Mhz harus segera dirampungkan. Mereka harus menanggalkan kepentingan masing-masing perusaahaan agar prosesnya bisa segera terselesaikan.

"Pindah blok kanal ini bukan kebutuhan semua perusahaan yang ada di frekuensi 1800 Mhz. Ini kebutuhan empat perusahaan yang harus segera diselesaikan supaya sesuai target yang diminta pemerintah, pertengahan tahun 4G LTE di 1800 Mhz harus sudah digelar komersial," kata Ongki Kurniawan, Chief Service Management Officer XL.

Ongki menjelaskan alotnya pembahasan yang dilakukan Pokja terkait persiapan perpindahan blok kanal karena masing-masing operator punya persepsi berbeda-beda tentang metode perpindahan yang akan digunakan.

"Tiap operator punya approach sendiri untuk masalah ini. Intinya, pada dasarnya sebagian besar kita sudah sepakat. Tapi, memang ada dua hal yang belum ada kata kesepakatan, yakni metode perpindahan dan wilayahnya," ungkap Ongki usai acara diskusi IndoTelko Forum bertajuk '4G & Rich Content: a New Era of Indonesian Broadband'.

Di pokja sendiri sudah ada dua metode yang ditawarkan untuk dipakai. Pertama, metode direct yang menggunakan sistem pindah secara langsung tanpa menggunakan blok persinggahan. Kedua, metode indirect yang menggunakan blok kanal tertentu sebagai lokasi frekuensi persinggahan bagi tiap operator yang melakukan pengaturan ulang frekuensi miliknya.

Ongki menganggap wajar ada perbedaan persepsi soal metode pindah kanal karena setiap operator memiliki pandangan soal risiko yang berbeda. Soal pilihan metode perpindahan kanal frekuensi ini, XL dengan tegas menggunakan metode perpindahannya secara direct.

"Dari sisi XL, kita memilih pakai sistem direct untuk pindah kanal blok di 1800 Mhz. Karena kita lihat dari implementasi di negara lain, so far yang sukses menggunakan metode perpindahan direct dan itu sudah ada contohnya di Australia. Kita juga berpengalaman waktu pindahkan frekuensi Axis ke XL," imbuh Ongki.

Metode perpindahan kanal frekuensi ini ternyata juga berpengaruh terhadap biaya. Pasalnya, kata dia, jika menggunakan metode perpindahan direct, maka hanya sekali berpindah jadi tidak ada biaya dua kali lipat dari metode perpindahan indirect.

"Kalau direct kan langsung. Jadi pakai sekali retuning -- pengaturan kembali jaringan. Tapi, kalau pakai yang indirect itu kan harus transit dulu jadi dua kali retuning. Makanya wajar kalau metode indirect perlu biaya lebih mahal," tandasnya.

(den/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya