Vendor Global Menggeliat, Smartphone Lokal Terancam

Kehadiran produk murah dari vendor global menjadi ancaman bagi produsen lokal yang mencoba masuk dengan produk 4G berharga murah.

oleh Denny Mahardy diperbarui 26 Mar 2015, 12:06 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2015, 12:06 WIB
2015, Pabrik Evercoss Di Semarang Produksi 1 Juta Smartphone
Memiliki 350 karyawan dan untuk teknisi mengandalkan tenaga ahli lokal lulusan SMK, EVERCOSS menerapkan Quality Control yang ketat.

Liputan6.com, Jakarta - Vendor asal China, Lenovo, baru saja meluncurkan ponsel pintar seri A6000 yang merupakan perangkat 4G murah dari perusahaannya. Handset itu dibanderol dengan harga Rp 1,5 juta yang diklaim akan mendongkrak penggunaan smartphone 4G di Tanah Air.

Kehadiran produk murah dari vendor global menjadi ancaman bagi produsen lokal yang mencoba masuk dengan produk 4G berharga murah, misalnya Polytron yang baru mencoba peruntungan sebagai vendor smartphone 4G murah lewat seri ZAP5 yang dibanderol Rp 1 jutaan.

Masuknya produk 4G murah ke Indonesia menjadi pertanda persaingan mulai muncul di pasar smartphone 4G kelas menengah ke bawah yang biasa jadi andalan vendor lokal. Persaingan yang tumbuh di pasar smartphone 4G murah itu disebutkan Polytron jadi sebuah tantangan bagi perusahaannya.

"Buat kami masuknya produk 4G murah dari vendor asing itu jadi tantangan untuk mampu menghadirkan produk murah dengan spesifikasi dan kualitas yang baik," ujar Usun Pringgodigdo, General Manager Mobil Phone Divison Polytron Indonesia kepada tim Tekno Liputan6.com di Jakarta.

Ia berharap pemerintah akan memberi dukungan bagi vendor lokal yang tengah berkembang sebagai perusahaan pembuat smartphone. Polytron sendiri telah menunjukkan keseriusannya dalam menggarap pasar smartphone dengan membangun pabrik berkapasitas 300 ribu unit smartphone 4G tiap bulan di Kudus, Jawa Tengah.

Kebijakan baru terkait tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari pemerintah yang rencananya mulai diimplementasikan per 1 Januari 2017 diklaim Usun menjadi faktor pendukung bagi perusahaan lokal untuk berkembang di pasar ponsel 4G.

Soal kandungan lokal, Polytron mengaku telah melampaui angka 35% melalui pabriknya di Kudus dari 40% yang ditetapkan pemerintah. Perusahaan ini mengklaim masih akan terus berupaya meningkatkan jumlah kandungan lokal yang ada di perangkatnya.

(den/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya