Liputan6.com, Jakarta - Twitter telah menjelma menjadi sesuatu yang lebih besar dari sekadar jejaring sosial biasa. Twitter mampu menjadi alat pergerakan massa, corong politik atau bahkan media bagi semangat jurnalisme warga.
Namun sayang, di sejumlah negara, Twitter dinilai terlalu berbahaya dan harus menghadapi belenggu pemblokiran. Sebut saja China dan Iran, rezim berkuasa di dua negara itu melarang warganya untuk mengakses Twitter.
Tapi, sebuah aplikasi kini telah muncul sebagai solusi. Ya, aplikasi bertajuk "FireTweet" hadir dengan kemampuan menghindari blokir online yang dilakukan sebuah negara untuk menghalangi akses ke Twitter.
Advertisement
Dengan FireTweet, para pengguna perangkat mobile di China atau Iran kini bisa secara diam-diam menggunakan jejaring sosial berlogo burung biru tersebut tanpa perlu khawatir ketahuan pihak berwenang.
FireTweet sendiri dikembangkan oleh kelompok developer Lantern yang digawangi oleh seorang programmer bernama Adam Fisk. Sebelum merilis FireTweet, Fisk lebih dikenal sebagai sosok di balik kesuksesan layanan berbagi dokumen LimeWire.
Bersama kelompok Lantern, Fisk memiliki tujuan mengembalikan "demokrasi" di ranah online. Selain FireTweet, kelompok Lantern juga aktif mensosialisasikan jaringan internet anonim "Tor" yang memungkinkan para pengguna menjelajah dengan bebas di dunia maya, tak terdeteksi sitem blokir yang dilakukan oleh instansi atau pemerintah sekali pun.
"Tujuan kami adalah memberikan akses. Ini awalnya hanya sebuah percobaan, tapi kami memang mengajak pengguna untuk menghindari sensor di dunia maya," papar Fisk seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Senin (8/6/2015).
Aplikasi FireTweet untuk sementara hanya tersedia di Google Play Store bagi para pengguna perangkat Android. Ke depannya, aplikasi ini juga akan segera tersedia bagi para pengguna perangkat iOS.
(dhi/isk)