Harga Ponsel Impor Tetap Stabil Meski Rupiah Anjlok

Bagaimanapun, harga ponsel impor masih tetap stabil meskipun nilai rupiah terus melemah.

oleh Jeko I. R. diperbarui 29 Jun 2015, 16:19 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2015, 16:19 WIB
Smartphone 4G Buatan Indonesia
Smartphone 4G Buatan Indonesia 5 (Iskandar/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga menembus angka Rp 13.300 ditengarai menjadi yang terparah sejak 1998. Namun, pemerintah memastikan Indonesia tidak sendiri menghadapi situasi ini. Bahkan, ekonomi Indonesia justru diklaim jauh lebih bagus dibanding tiga negara lain.

Melemahnya nilai rupiah di Tanah Air belum terlalu berimbas ke harga jual produk elektronik, khususnya ponsel impor. Harga ponsel impor justru dinilai masih stabil. Namun, nantinya bisa saja ada kemungkinan bahwa harga ponsel bakal mengalami kenaikan kedepannya.

Ketua Asosiasi Pedagang dan Importir Telepon Genggam (ASPITEG), Alie Cendrawan mengatakan, jika pelemahan rupiah terjadi dalam jangka pendek, harga-harga ponsel tidak akan mengalami kenaikan. Pasalnya, kenaikan biaya impor ponsel masih ditanggung oleh importir sehingga harga tidak naik.

"Kalau terjadi di jangka pendek, biasanya disubsidi oleh importir. Kalau kenaikan nilai tukar terjadi sangat drastis, baru harga akan naik. Tapi sejauh ini masih belum terlalu pengaruh," ujarnya ketika dikonfirmasi tim Tekno Liputan6.com melalui telefon di Jakarta, Senin (29/6/2015).

Lebih lanjut, masa paling lama dimana rupiah melemah biasanya terjadi dalam kurun waktu setengah tahun. Alie menambahkan bahwa ia tidak bisa memprediksi naik turunnya nilai rupiah sehingga mempengaruhi nilai jual ponsel impor. "Naik terus juga nggak bagus." ujarnya.

Lantas, bagaimana jika nilai rupiah terus melemah? Alie mengatakan bahwa disinilah para importir dan pedagang harus terpaksa melakukan penyesuaian harga, khususnya bagi seri ponsel terbaru.

"Kalau nilai terus melemah, untuk produk lama tidak ada penyesuaian. Tetapi justru untuk produk baru, harganya juga harus baru. Ini sebenarnya termasuk ke regulasi tidak tertulis, jadi sudah menjadi suatu kelaziman bagi para pengusaha," lanjutnya.

Sedangkan, untuk ponsel lama, kemungkinan adanya kenaikan harga justru relatif kecil, karena produknya sudah ada di Indonesia sebelum rupiah berada di level saat ini. Sehingga, sudah seharusnya pedagang juga menjual dengan harga lama.

Bagaimanapun, ia berharap nilai tukar rupiah dapat kembali menguat sehingga harga semua produk ponsel impor bisa tetap semakin stabil.

"Kami justru berharap tadinya turun, tetapi pemerintah malah kewalahan. Harapannya harga stabil di Rp 10 ribu saja, tapi kan situasi seperti sekarang malah tidak mungkin, dan ini bukan hanya mempengaruhi Indonesia saja, malah sampai ke regional. Menguatnya juga datang dari Amerika-nya. Jadi yang penting stabil," tandasnya.

Selanjutnya, Alie juga mengungkap bahwa omzet penjualan ponsel di dalam negeri juga belum terpengaruh pelemahan rupiah meskipun sebagian besar ponsel yang dijual di Indonesia merupakan produk impor.

Menurut Alie, justru kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar gonta-ganti ponsel setiap kali seri terbaru keluar juga menjadi salah satu penyebab penjualan ponsel belum terkena efek melemahnya rupiah.

(jek/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya