Tips Aman Belanja Online dari Bukalapak.com

Bukalapak.com angkat bicara terkait tips berbelanja online dengan aman dan nyaman

oleh Jeko I. R. diperbarui 10 Jul 2015, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2015, 10:00 WIB
Wawancara ACHMAD ZAKY CEO BUKALAPAK 2
-

Liputan6.com, Jakarta - Melihat banyaknya kasus yang kerap terjadi di ranah belanja online belakangan ini, membuat sejumlah pembeli gusar dan malah berpikir dua kali ketika hendak membeli barang secara online. 

Padahal, berbelanja secara online memiki banyak keuntungan, salah satunya soal harga dan juga efektivitas pembeli dimana tidak perlu pergi ke toko penjual secara langsung.

Bagi Anda yang ingin berbelanja online namun ragu-ragu akan risiko dirugikan oleh penjual, jangan khawatir. Founder sekaligus CEO Bukalapak.com, Achmad Zaky, membagikan sejumlah tips aman berbelanja online.

"Pertama, ketika hendak membeli barang secara online, pembeli harus me-review pengalaman seller terlebih dahulu," kata Zaky.

Menurutnya, pembeli harus mengetahui sudah berapa lama penjual tersebut berjualan online dan juga melihat feedback dari para pembeli yang sudah melakukan transaksi dengan si penjual.

Feedback justru dapat menolong pembeli untuk mengetahui apakah penjualnya terpercaya atau tidak, serta jaminan produk yang dijual.

Kedua, lanjutnya, setiap penjual ataupun situs belanja online diharuskan menggunakan metode pembayaran yang aman seperti yang sudah diterapkan di marketplace Bukalapak.com.

Seperti yang sudah diketahui, Bukalapak.com telah menggunakan sistem escrow, dimana sistem rekening penengah antara pembeli dan penjual ini dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Mekanisme escrow akan mengembalikan uang si pembeli jika ternyata barang yang hendak dibeli tidak sampai dalam kurun waktu empat hari.

Tips terakhir, disarankan bagi pembeli agar tidak men-transfer langsung. Melihat banyaknya fenomena yang telah terjadi di transaksi belanja online, banyak pembeli yang menginginkan cara mudah dan cepat untuk men-transfer uang ke penjual. 

Padahal, cara tersebut dinilai begitu berisiko lantaran bisa saja kredibilitas si penjual belum tentu terpercaya.

(jek/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya