Samsung Indonesia: Galaxy Note 5 Tak Akan Merusak Kuku

Pada Galaxy Note 5 yang baru diluncurkan, S Pen-nya tidak harus ditarik lagi, tapi sudah dibuat auto eject.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 19 Agu 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2015, 21:00 WIB
Samsung Galaxy Note 5
Samsung Galaxy Note 5 (Foto: Dewi Widya Ningrum/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang bilang bahwa Samsung hanya mengikuti apa yang sudah ada di pasar smartphone. Namun Vebbyna Kaunang, Marketing Director Samsung Electronics Indonesia, mencoba mematahkan pendapat itu. Menurutnya orang-orang sebenarnya tidak tahu apa yang sudah dilakukan Samsung sebelumnya.

"Banyak hal yang tanpa disadari sebenarnya kita (Samsung) yang meng-create itu, kita yang membuat inovasi dari beberapa produk yang ada hubungannya dengan smartphone," tutur Vebbyna dalam sebuah sesi wawancara santai usai acara peluncuran produk terbaru Samsung, Galaxy Note 5 dan S6 Edge Plus di New York yang turut dihadiri tim Tekno Liputan6.com. 

Bicara soal tren layar smartphone saat ini, yakni big screen (layar besar), Vebbyna mengklaim Samsung lah yang pertama kali mengeluarkannya lewat Galaxy Note generasi pertama tahun 2011 dan kehadiran S Pen. Segala inovasi yang ditawarkan Samsung dilakukan berdasarkan kebutuhan konsumen.



"Konsumen perlunya apa, maunya apa.. kita tetap yakin bahwa apa yang kita develop itu adalah sesuatu yang bisa membantu konsumen," ujar Vebbyna.

Selain layar besar, ada pula kehadiran stylus Samsung yang dinamai S Pen. S Pen ini diklaim lebih dari sekedar stylus dan terus ditingkatkan kemampuannya. Pada Galaxy Note 5 yang baru diluncurkan misalnya, S Pen-nya tidak harus ditarik lagi, tapi sudah dibuat auto eject.



"Itu ada fungsinya juga, karena itu men-trigger screen memo untuk aktif. Tapi ada hal kecil juga yang dipikirkan. Selama ini perempuan suka mengeluh kukunya rusak. Padahal banyak perempuan yang mau pakai Note, jadi dengan sistem auto eject itu aman, kuku nggak rusak," jelas Vebbyna.

Lebih lanjut dijelaskan, tahun 2012 Samsung jugalah yang pertama kali memperkenalkan layar fleksibel (flexible screen) di acara CES di Las Vegas. Dan untuk pengaplikasiannya di perangkat, Samsung jugalah yang pertama kali memproduksi produk dengan layar lengkung lewat Samsung Gear Fit.



Tahun 2014, untuk pertama kalinya Samsung bisa melakukan mass production secara besar dan luas untuk smartphone dengan layar edge, sementara vendor lain masih berupa protitipe. Samsung pertama kali memperkenalkan smartphone dengan edge screen. Lalu dilanjutkan dengan dual screen kanan kiri pada 2015. Salah satunya dengan kelahiran Galaxy S6 Edge dan S6 Edge Plus.

Vebbyna juga menjelaskan mengapa Note 5 dan S6 Edge Plus dibuat melengkung di bagian belakang. "Karena ternyata itu yang lebih enak untuk hand grip-nya," jelas Vebbyna. 

Di sektor kamera untuk foto dan video, Samsung juga membuat perbaikan. Di Note 5 Samsung menghadirkan fitur live broadcast yang saat ini banyak dibutuhkan konsumen.

Fitur productivity juga tidak dilupakan. Di Note 5 ada fitur SideSync 4.0, dimana semua device kini bisa terhubung. "Kalau dulu fitur ini hanya bisa dikoneksikan dengan perangkat antar Samsung. Tapi kita melihat ada kebutuhan konsumen yang ingin terhubung ke perangkat lain," tuturnya.

Vebbyna juga mengungkap bahwa Note 5 punya konsumen sendiri baik secara global maupun di Indonesia. "Note adalah konsumen yang paling loyal. Dan Indonesia adalah salah satu negara yang konsumen Note-nya paling loyal," ungkapVebbyna.

(dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya