Mahasiswa UKWMS Rakit Robot Hidrolik Handmade

Mahasiswa Jurusan Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Keguruan UKWMS berhasil menciptakan robot hidrolik handmade.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 23 Sep 2015, 19:13 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2015, 19:13 WIB
Mahasiswa UKWMS Rakit Robot Hidrolik Handmade
Mahasiswa UKWMS berhasil menciptakan Robot Hidrolik handmade (lLiputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Beberapa mahasiswa Jurusan Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Keguruan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) berhasil menciptakan robot hidrolik handmade.

Rezki Agung Rahmansyah, ketua tim Fisika WM Surabaya mengatakan bahwa latar belakang pembuatan robot tersebut karena mereka melihat informasi yang kurang cepat di Indonesia, sehingga robot hidrolik ini masih dianggap asing oleh guru maupun siswa.

"Padahal prinsip hidrolik dalam fisika bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, salah satunya robot. Sebagai calon pendidik, kami berniat untuk mensosialisasikan alat ini agar lebih banyak lagi orang yang tahu bahwa Fisika itu sederhana dan menyenangkan," kata Rezki kepada wartawan, Rabu (23/9/2015) di Surabaya.

Rezki menambahkan bahwa dengan alat ini semoga mampu menjadi alat percontohan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran fisika, sehingga siswa dan guru bisa berkreasi dam mampu menciptakan inovasi baru yang sederhana.

"Mata pelajaran fisika seringkali dianggap sulit dan menjadi momok bagi siswa-siswi, padahal fisika itu bisa dipelajari melalui hal sederhana yang ada di sekitar kita. Contohnya, robot hidrolik ini membuat kita paham tentang bagaimana memanfaatkan dan mengaplikasikan tekanan yang tepat untuk melakukan sesuatu, seperti menjepit, mengangkat, berputar, dan bahkan memindahkan suatu benda," imbuh Rezki.

Rezki menjelaskan bahwa penggunakan bahan-bahan bekas, seperti gabus sisa alat elektronik keras, stik es krim, lem tembak, alat suntik tanpa jarum, karet gelang serta selang kecil, robot ciptaan timnya ini sanggup berputar, bergerak naik turun, bahkan menjepit dan mengangkat penghapus papan tulis.

"Jika tidak ada gabus elektronik, gunakan saja gabus bekas sandal jepit. Kalau ingin robotnya lebih kokoh, bisa juga menggunakan kayu oven yang biasa dipakai untuk suvenir. Makin sedikit kadar air dalam kayu yang digunakan akan semakin ringan jika digunakan sebagai rangka robot hidrolik. Namun dalam pembuatan robot handmade ini menjadi nilai terpenting dalam memperhitungkan berat rangka robot dibandingkan dengan alat suntik serta volume air yang mengaplikasikan prinsiphidrolik," lanjut Rezki.

Tantangan

Rezki menegaskan bahwa beberapa kendala sering dialami timnya, karena mengapdosi hal yang rumit untuk menjadi sesuatu karya yang bermanfaat dan dapat diterima oleh anak SMA dianggap sebagai camilan praktik mingguan.

"Semisal, rusak, dan gagal namun itu sebagai hal biasa dalam proses penelitian. Dan Alasan kami bertahan, karena hanya menggunakan alat yang sederhana tapi kok bisa," pungkasnya.

"Alat ini juga belum semua sekolah sudah punya dan mengerti bagaimana cara kerjanya. Melalui metode pembelajaran praktikum yang kami rancang, siswa bisa sekaligus belajar dan menciptakan alatnya sendiri. Nantinya alat itu bisa dipakai oleh sekolah masing-masing," tutup Rezki.

(Dian Kurniawan/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya