Liputan6.com, Jakarta - Uber menghadapi persaingan sengit di Tiongkok, terutama dari rivalnya, Didi Kuaidi. Untungnya, perusahaan yang dipimpin Travis Kalanic ini bisa sedikit bernapas lega lantaran mendapat sedikit bantuan.
Dikutip dari Qz, Jumat (25/12/2015), belum lama ini Uber mengumumkan akan menerima investasi strategis dari Guangzhou Automobile Group (GAC), salah satu produsen mobil dan dealer milik pemerintah.
Menurut Uber, selain menerima suntikan modal yang dirahasiakan, kedua perusahaan akan bekerja sama untuk meningkatkan penjualan mobil, layanan, pembiayaan, dan pemasaran, dengan penekanan khusus pada promosi kendaraan energi baru.
Tentu Uber dan perusahaan sejenis lainnya perlu memiliki pengemudi terlebih dahulu untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan. Jika pengemudi tidak memiliki mobil sendiri, perusahaan dapat mengambil langkah yang memungkinkan untuk membeli mobil secara lebih mudah.
Baca Juga
Dilihat dari pengaturan serupa di Amerika Serikat, seperti yang melibatkan General Motors, Toyota, dan lain-lain, kemungkinan Uber akan bekerja sama dengan GAC untuk menghubungkan pengemudi dengan dealer dan membantu mereka membiayai kendaraan.
Tujuannya adalah supaya pengemudi dapat membeli mobil sendiri, lalu menggunakannya untuk layanan Uber. Sebab, kemudahan ini sama saja seperti pemberian 'utang' kepada pengemudi.
Sekadar untuk diketahui, kemitraan pembiayaan antara Uber dan produsen mobil di Tiongkok memiliki potensi lebih daripada yang dilakukan di AS. Kepemilikan mobil baru di Tiongkok, menurut Bloomberg, diperkirakan tumbuh 8 persen pada tahun ini, sedangkan di AS hanya 1 persen.
Adapun Didi-Kuaidi telah mengantongi dukungan tidak langsung yang cukup dari pemerintah dengan investasi dari dana kekayaan kedaulatan Tiongkok dan juga kemitraan serupa dengan mobil yang didukung pabrikan pemerintah, BAIC.
(Why/Isk)**