Mengintip Fasilitas Research and Development Hisense di Tiongkok

Keberhasilan Hisense menembus pasar dunia tak lepas dari peran tim di fasilitas Reserach and Development.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 13 Mei 2016, 08:55 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2016, 08:55 WIB
Fasilitas Research and Development Hisense di Tiongkok
Fasilitas Research and Development Hisense di Tiongkok. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar

Liputan6.com, Qingdao - Keberhasilan Hisense menembus pasar dunia tak lepas dari peran tim pengembang perusahaan tersebut. Hal itu tampak jelas ketika kunjungan awak media ke fasilitas Reserach and Development (Riset dan Pengembangan) Hisense di Qingdao, Tiongkok.

Pada kunjungan ini, Hisense membekali tim riset dan pengembangnya dengan teknologi terkini. Berbagai alat uji coba seperti uji tahan banting, uji kamera, uji suhu panas, hingga uji jaringan, dilakukan di fasilitas tersebut.

Fasilitas Research and Development Hisense di Tiongkok. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar
Menurut President Director Hisense Indonesia Stephen Qu, pusat riset dan pengembangan yang berada di Qingdao merupakan salah satu (1) dari tujuh (7) fasilitas Research and Development di seluruh dunia. Ia mengatakan, ada sekitar 3.500 pegawai di fasilitas tersebut.

"Nilai investasi di sini sekitar US$ 300 juta. Dengan luas kira-30 hektar, fasilitas ini memang hanya memproduksi barang-barang multimedia, seperti smartphone dan televisi," ujar Stephen, saat kunjungan awak media di gedung Research and Development Hisense di Qingdao, Rabu (11/5/2016). 

Disinggung mengenai kemungkinan membuka pusat riset di Indonesia, Stephen mengatakan hal itu mungkin saja terjadi. Namun, pihaknya mengakui masih perlu melihat kondisi pasar di Indonesia.

"Sesuai dengan cara sukses Hisense tanpa jalan pintas, maka, kami masih harus mengukuhkan posisi pasar smartphone di Indonesia," tutur pria yang juga berasal dari Qingdao ini.

President Director Hisense Indonesia Stephen Qu di Fasilitas Research and Development Hisense di Tiongkok. Liputan6.com/Agustinus Mario Damar
Menurut Stephen, untuk meraih kesuksesan diperlukan fondasi yang kokoh. Hisense sendiri sudah melakukan sejumlah langkah branding di seluruh dunia. Salah satunya adalah dengan ikut menjadi sponsor gelaran dan tim olahraga bertaraf internasional.

Perusahaan asal Tiongkok tersebut juga berhasil masuk dalam jajaran tiga besar sebagai produsen televisi ULED yang paling banyak terjual di dunia. Hal itu juga berlaku dengan penjualan televisi besutannya secara keseluruhan.

Meskipun memiliki nilai pangsa pasar lebih kecil dibanding ULED, secara keseluruhan penjualan televisi Hisense juga berhasil berada di perangkat ketiga di seluruh dunia.

"Hal itu juga tak lepas dari budaya Hisense yakni teknologi, kualitas, integritas, dan bertanggung jawab," kata Stephen.

Produk Hisense memang diketahui telah sukses di beberapa negara di Amerika dan Australia, selain di Tiongkok sendiri. Khusus di Indonesia, Hisense sudah menjadi pemasok utama smartphone seri Andromax dari Smartfren sejak tahun 2009.

Perusahaan itu akhirnya ikut terjun dengan mengusung nama sendiri sejak tahun lalu lewat kehadiran seri Pureshot. Untuk televisi, Stephen tak menampik produk-produk Samsung adalah benchmark dari Hisense. Maksudnya, tak jarang Hisense mengacu pada produk dari perusahaan asal Korea Selatan tersebut.

"Teknologi televisi kami tak berbeda jauh dari buatan Samsung, tapi kami hadir dengan harga lebih kompetitif," tutur Stephen.

Ia juga mengatakan Hisense berencana memboyong televisi besutannya ke Indonesia dalam beberapa waktu mendatang.

(Dam/Why)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya