Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak menggelar talkshow berjudul “Celebrating Breastfeeding Week Bareng Bukalapak” dalam rangka memperingati Pekan Air Susu Ibu (ASI) Sedunia yang diadakan pada tanggal 1-7 Agustus lalu.
Pekan ASI Sedunia bertujuan mengingatkan masyarakat di seluruh dunia mengenai pentingnya ASI bagi tumbuh kembang bayi. Namun ternyata capaian ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai angka yang diharapkan.
Padahal, ASI mengandung gizi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan merekomendasikan bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan cakupan ASI di Indonesia hanya 42 persen. Jelas angka ini berada di bawah target WHO yang mewajibkan cakupan ASI hingga 50 persen. Dengan angka kelahiran di Indonesia mencapai 4,7 juta per tahun, maka bayi yang memperoleh ASI selama enam bulan hingga dua tahun, tidak mencapai dua juta jiwa (Pusdatin, 2015).
"Saya percaya bahwa memanfaatkan ASI dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi serta kebutuhan emosi dalam masa pertumbuhan sang buah hati. Menyusui anak merupakan keberuntungan yang tidak boleh disia-siakan dan dianggap biasa, hal ini justru harus dimanfaatkan karena dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak selama masa pertumbuhannya," ujar dr. Wiryani Prambudi SpA, dokter spesialis anak.
Dr. Wiryani, dalam paparannya, menjelaskan pemenuhan kebutuhan asupan gizi telah dimulai sejak masa janin dan gizi Ibu menentukan kualitas tumbuh kembang anak. Setelah ASI, sang anak wajib diberikan proteksi daya tahan tubuh melalui vaksin. Pada dasarnya, setiap anak telah mendapatkan kekebalan aktif yang alami, namun vaksin tetap dibutuhkan untuk mencegah penyakit yang tidak dapat ditampung kekebalan tubuh alami.
Baca Juga
"Saya membagi kebutuhan dasar anak menjadi tiga, Asuh, Asih dan Asah. Asuh itu sehat jasmani, Asih stabil rohani dan Asah mantap intelegensi. Nah, saya ingin menekankan bahwa parenting itu tidak sama dengan mothering. Parenting dilakukan oleh kedua orang tua secara bersamaan, menekankan pentingnya peran Ayah dan Ibu secara seimbang. Dengan pemenuhan Asuh, Asih dan Asah diharapkan sang anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal," tutur dr. Wiryani melanjutkan.
Bukalapak, dalam kesempatan ini, mengundang pula Diajeng Lestari, Founder dari Hijup yang juga merupakan istri dari Achmad Zaky selaku Founder dan CEO Bukalapak. Ajeng hadir untuk menceritakan pengalamannya membesarkan seorang anak.
"Enam bulan pertama memiliki anak merupakan momen krusial bagi saya. Saya berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif bagi anak saya. Hal ini penting baginya sehingga stimulasi emosi sejak dalam kandungan tetap terjaga serta terus menjaga kualitas gizinya," ujar Ajeng.
Bagi wanita karier, menurut Ajeng, memberikan ASI eksklusif bagi anak bukan hal mudah. "Beruntung saya memiliki suami yang sangat mendukung proses parenting, lingkungan kerja yang mendukung dan hidup di zaman teknologi, dimana segala kebutuhan ataupun informasi membesarkan anak dapat diraih melalui telepon genggam dan internet," tutur Ajeng menambahkan.
Adapun Achmad Zaky, mengungkapkan, "Saya selalu menyempatkan untuk memandikan anak saya di pagi hari sebelum saya berangkat bekerja. Saya paham betul, kasih bagi anak harus didapat secara seimbang baik dari Ibu maupun dari Ayah."
Sebagai bentuk komitmen lanjutan, Bukalapak akan terus menyediakan kebutuhan untuk mempermudah dan aman bagi para Ibu dan anak seperti botol susu, kereta dorong, dan lainnya.
(Why/Isk)