Balon Pecah, Drone Anak Bangsa Belum Bisa "Menembus Langit"

Setelah menembus jarak ketinggian 10 kilometer, balon cuaca yang membawa drone buatan AeroTerrascan tersebut lepas. Apa penyebabnya?

oleh Jeko I. R. diperbarui 28 Okt 2016, 10:06 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2016, 10:06 WIB
Menembus Langit
Trial flight drone Ai-X1 di Ekspedisi Menembus Langit (Sumber: Official YouTube Ekspedisi Menembus Langit)

Liputan6.com, Jakarta - Drone (pesawat nirawak) buatan Indonesia Ai-X1 telah lepas landas pagi ini, Jumat (28/10/2016) yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.

Drone UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang termasuk ke dalam proyek "Ekspedisi Menembus Langit" itu rencananya ditargetkan terbang hingga ketinggian 30 kilometer, yang artinya menembus lapisan stratosfer.

Peluncuran Ai-X1 dijadwalkan pukul 5 pagi waktu setempat di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang berlokasi di Pameungpeuk, Garut.

Sementara pusat kontrol drone berlokasi di kantor IDC, di mana Tekno Liputan6.com juga turut menghadiri sesi peluncuran drone tersebut.

Awalnya, persiapan peluncuran Ai-X1 berjalan lancar tanpa hambatan. Bahkan, demi memaksimalkan proses peluncuran ke lapisan stratosfer, area di sekitar lintasan peluncuran telah "disterilkan" dari aktivitas penerbangan komersial dan nonkomersial. Tujuannya untuk menghindari gangguan ke balon udara yang mengangkut badan drone.

Setelah beberapa menit diluncurkan, Ai-X1 terbang secara perlahan. Namun beberapa saat kemudian, video rekaman Ai-X1 mulai terlihat samar-samar, ketika sudah melewati lapisan awan tipis.

Beberapa saat setelahnya, pihak pengendali pusat kontrol mengumumkan drone tersebut baru meraih jarak 10 kilometer dari target yang telah ditetapkan.

Pada saat yang sama, drone terpisah dari balon cuaca yang ternyata pecah di ketinggian itu. Hal ini tak memungkinkan Ai-X1 untuk melayang lebih tinggi karena terlepas dari balon yang seharusnya membawanya ke lapisan stratosfer.

Menariknya, drone tersebut dilengkapi dengan fitur teknologi "return-to-home". Setelah diterbangkan dalam jarak 10 kilometer, Ai-X1 kembali dengan selamat ke tempat di mana ia diluncurkan.


"Kami masih menyelidiki penyebabnya. Drone sudah mendarat dengan aman dan selamat. Kami letakkan kotak hitam di drone tersebut, penyebabnya akan diketahui setelah kami cek kotak hitam tersebut," kata Dian Rusdiana Hakim, pimpinan AeroTerrascan, startup pembesut Ai-X1 yang berasal dari Bandung.

Meski begitu, Dian mengungkapkan peluncuran akan kembali diulang pada esok hari, Sabtu (29/10/2016). Walau belum meraih lapisan atmosfer, ia optimistis drone besutannya bisa terbang dengan lancar. Persiapan hingga proses peluncuran pun ia nilai berjalan mulus tanpa masalah.


Peluncuran Ai-X1 juga mendapatkan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Meski belum menembus stratosfer, MURI tetap memberikan penghargaan karena Ai-X1 menjadi drone pertama yang berhasil menembus ketinggian 10 kilometer di Indonesia.

Ekspedisi Menembus Langit didukung penuh oleh LAPAN sebagai fasilitator dan teknisi quality control, AeroGeoSurvey sebagai operator, AeroVisualStudio sebagai teknisi dokumenter, startup Dengan Senang Hati sebagai pendukung dari segi strategi komunikasi, dan masih banyak pihak lainnya yang berasal dari kalangan pegiat industri teknologi, startup, dan media sosial.

(Jek/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya