Kecerdasan Buatan Google Bisa Deteksi Gejala Diabetes

Google menciptakan teknologi kecerdasan buatan yang dapat mendeteksi gejala diabetes.

oleh Jeko I. R. diperbarui 01 Des 2016, 08:30 WIB
Diterbitkan 01 Des 2016, 08:30 WIB
Diabetes
Penderita diabetes usia dewasa cenderung memiliki kemampuan daya ingat yang buruk.

Liputan6.com, Los Angeles - Berdasarkan sejumlah kasus yang terjadi di dunia kesehatan, diabetes dapat menyebabkan penderita mengalami kelumpuhan dan bahkan amputasi kaki. Parahnya lagi, penyakit ini juga bisa menyebabkan kebutaan akibat retina mata rusak.

Untuk mengantisipasi kasus penyakit diabetes yang bisa saja menimpa generasi muda, Google menciptakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) yang dapat mendeteksi gejala diabetes.

Google dikabarkan bekerja sama dengan ophtalmologist (dokter mata) untuk mengumpulkan data pasien yang mereka tangani. Dikutip dari Ubergizmo, Kamis (1/12/2016), setiap dokter mata yang bekerja sama dengan tim Google akan mengoleksi data pasien berupa hasil rontgen mata yang diambil.

Mereka akan mengamati setiap mata pasien dan melihat tanda-tanda luka berbentuk titik yang muncul di ujung garis merah. Titik ini, dalam istilah kesehatan disebut "Hemorrhages" (pendarahan).

Setelah diamati, dokter mata akan mengirim hasil rontgen pasien ke Google. Barulah, teknologi kecerdasan buatan mereka secara otomatis akan kembali mengecek apakah mata pasien tersebut positif mengidap diabetes atau tidak.

Google mengungkapkan, mereka telah menguji algoritma kecerdasan buatan ini dengan sejumlah dokter mata tersertifikasi di Amerika Serikat (AS). 

Meski belum resmi, Google berharap kecepatan dan tingkat akurasi algoritma kecerdasan buatannya ini mampu berkontribusi dalam mendeteksi jenis penyakit yang diderita. Tak hanya diabetes, tetapi juga penyakit dalam lainnya.

(Jek/Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya