Ini 3 Jenis Aplikasi Mobile yang Bakal Booming di 2017

Setelah ride-sharing dan eCommerce, tren industri mobile di Tanah Air bergeser ke jenis aplikasi baru. Apa saja?

oleh Jeko I. R. diperbarui 26 Jan 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2017, 16:30 WIB
GMASA
Chief Marketing Officer GDP Venture, Danny Wirianto di konferensi pers GMASA di Jakarta, Kamis (26/1/2017). (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Jika layanan ride-sharing dan eCommerce mendominasi tren aplikasi mobilek di 2016, beda cerita di 2017. Diprediksi, tren industri mobile di Tanah Air bergeser ke jenis aplikasi baru. Apa saja?

Seperti diungkapkan Chief Marketing Officer GDP Venture, Danny Wirianto, ada tiga jenis aplikasi mobile yang akan digandrungi pengguna pada tahun ini. Yang pertama adalah aplikasi yang menyasar segmen tertentu, dalam hal ini disebut niche market.

"Kalau diperhatikan eCommerce dan ride sharing tumbuh di 2016. Nah, aplikasi niche yang ditujukan untuk kalangan tertentu, seperti aplikasi motorcycle khusus buat pria, atau aplikasi bertemakan make up untuk wanita, itu akan tumbuh lebih banyak," kata Danny ditemui Tekno Liputan6.com di acara GMASA 2017, Kamis (26/1/2017).

Niche market dinilai memiliki cakupan kecil. Akan tetapi, fungsi utama dari aplikasi tersebut justru akan lebih fokus. Jadi, imbasnya adalah konsumen yang memakai aplikasi tersebut akan lebih loyal karena merasa lebih sesuai.

Lalu, ia melanjutkan, jenis yang kedua dalah aplikasi berbasis teknologi GPS dan real time. Keberadaan aplikasi seperti ini dapat memberikan posisi yang kuat untuk konsumen dan perusahaan.

"Aplikasi seperti ini akan sangat mempengaruhi pengguna dan perusahaan soal lokasi yang bermanfaat untuk mengembangkan bisnisnya. Jadi nanti bisa saja banyak bisnis digital di pasar yang menawarkan solusi aerial," terangnya.

Terakhir, jenis aplikasi big data juga akan mendominasi tahun ini. Menurutnya, masyarakat lebih suka membagi data personal pada era perkembangan internet yang pesat seperti sekarang ini.

"Perusahaan yang bergerak di big data juga akan lebih booming. Karena kita itu kebiasaan kebanyakan data, tapi sayang tidak bisa manage. Ambil contoh kita punya koleksi kartu nama tapi karena kebanyakan kita tak bisa manage bahkan hanya di aplikasi Excel," jelasnya.

Lalu apakah aplikasi jenis Virtual Reality (VR) tak akan mengambil posisi terpopuler tahun ini? Sayangnya, aplikasi tersebut dinilai belum bisa mengambil hati para konsumen di Tanah Air.

"Itu (VR) masih terlalu dini di sini. Mereka nggak bakalan bisa take off karena menurut saya terlalu dini. It's nice to have it, tapi butuh perangkat khusus. VR itu saya rasa akan lebih berguna untuk industri kesehatan dan gaming, itu pun juga tidak digunakan secara cakupan luas,” pungkasnya.

(Jek/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya