Liputan6.com, Washington DC - CEO Uber Travis Kalanick memutuskan untuk keluar dari dewan penasihat ekonomi Presiden AS Donald Trump di tengah meningkatnya tekanan dari aktivis dan karyawan yang menentang kebijakan imigrasi. Kritik bahkan datang dari driver Uber, yang mana banyak dari mereka adalah imigran.
"Bergabung dengan kelompok (dewan penasihat ekonomi Trump) bukan berarti mendukung kebijakan presiden. Tapi sayangnya, itu telah disalahartikan," ujar Kalanick.
Advertisement
Diwartakan Reuters, Jumat (3/2/2016), Kalanick menyampaikan hal tersebut melalui memo yang dikirimkan via email kepada seluruh staf Uber.
Advertisement
Baca Juga
Dalam memo panjang tersebut, ia mengatakan bahwa ada banyak cara untuk terus melakukan advokasi guna mengubah kebijakan imigrasi. Kalanick menganggap, perintah eksekutif ini menyakiti banyak orang di komunitas yang ada di seluruh Amerika.
Lebih lanjut, Kalanick juga telah berbicara kepada Trump tentang kebijakan imigrasi yang akan berdampak buruk. Ia juga telah mengatakan kepada Trump bahwa dirinya tidak akan bergabung dengan dewan penasihat bisnis.
Sebelumnya, Kalanick dikritik oleh sejumlah pihak karena bergabung dalam dewan penasihat Trump. Ia bahkan dituduh memberi dukungan terhadap kebijakan anti-imigran. Tagar #DeleteUber pun menyebar di media sosial.
Dalam pernyataannya, Kalanick membantah tuduhan itu. "Kebijakan imigrasi itu akan memberi dampak pada banyak orang tak bersalah," kata Kalanick.
Ia menambahkan, perusahaan akan memberikan kompensasi pada pengemudi yang terlantar di luar negeri selama tiga bulan ke depan.
(Isk/Ysl)