Liputan6.com, Yogyakarta - Berbicara tentang CDMA di Indonesia, memang tak lepas dari satu operator yang awalnya fokus di layanan CDMA yakni Smartfren Telecom (Smartfren). Karena mengawali layanannya dengan CDMA, sampai saat ini operator milik Sinar Mas Group tersebut masih sering dianggap sebagai operator CDMA.
Hal ini diakui oleh VP Technology Relation and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo saat ditemui di acara uji jaringan Smartfren di Yogyakarta, Selasa (23/5/2017) malam.
"Masih banyak pelanggan yang menganggap bahwa Smartfren itu operator CDMA, padahal sejak 2014 Smartfren tidak lagi hanya CDMA, tetapi sudah full layanan LTE (4G dan 4G+)," kata Munir.
Advertisement
Ia menceritakan, pertanyaan pelanggan kerap muncul saat Smartfren bermitra dengan Apple untuk menghadirkan iPhone 7 dan iPhone 7 Plus di Tanah Air.
"Banyak yang bertanya, ini iPhone 7-nya CDMA? Padahal kami sudah menjadi operator 4G LTE yang menyediakan layanan 4G LTE sama seperti operator lainnya," ujarnya.
Baca Juga
Malahan, menurut Munir, jaringan yang disediakan Smartfren sudah tidak lagi 2G, 3G, atau 3G Plus melainkan hanya LTE 4G dan 4G Plus di 200 kota di Indonesia. Hal ini, ujar Munir, menjadikan Smartfren sebagai operator dengan coverage 4G terluas di Indonesia.
Lantas bagaimana nasib layanan CDMA Smartfren? Munir mengatakan, saat ini CDMA masih ada namun teknologi dan layanannya tidak lagi dikembangkan. "Hanya CDMA Rev A dan Rev B, tidak dilanjutkan," ucap Munir.
Sekadar informasi, saat ini total pelanggan Smartfren di seluruh Indonesia mencapai 11,1 juta pelanggan dengan jumlah pelanggan LTE only 5,4 juta. Namun bukan berarti sisanya merupakan pelanggan CDMA.
"(Sisanya) Itu bukan CDMA only tetapi pelanggan yang dobel, artinya bukan hanya menggunakan CDMA tetapi juga LTE. Mereka sudah pakai LTE tetapi juga pakai CDMA. Kan tidak boleh dong (pelayanan terhadap) CDMA kami hentikan, harus kami layani juga tetapi layanannya tidak dikembangkan," kata Munir menjelaskan.
Munir mengatakan, secara bertahap Smartfren mulai meminta pelanggan CDMA untuk migrasi ke layanan LTE.
"Kami mulai dengan paket data, kepada pelanggan kami selalu bilang kalau paket data Smartfren itu untuk 4G," ungkapnya.
Selain itu, banyaknya handset alias perangkat smartphone 4G yang beredar di pasaran juga mendukung masyarakat untuk mulai memakai layanan LTE. Dengan demikian, nantinya pelanggan CDMA secara alami akan berhenti menggunakan layanan CDMA.
Munir juga memaparkan bahwa dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir secara global, pelanggan GSM 2G dan CDMA makin turun, sementara jumlah pelanggan HSPA (3G) dominan dan LTE mengalami kenaikan.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun ke depan, hadirnya teknologi baru dipastikan membuat LTE makin banyak digunakan oleh pengguna perangkat di dunia.
"Pelanggan GSM dan CDMA semakin turun, berhenti secara market, selanjutnya yang bertahan adalah 3G dan 4G. Nanti 2020, 5G akan masuk dan LTE akan lebih besar, sementara 3G turun," pungkasnya.
Untuk itu, Munir mengingatkan kepada pengguna bahwa Smartfren bukanlah operator CDMA, namun sebagai operator 4G LTE yang layanannya bisa dipakai melalui berbagai perangkat yang mendukung LTE band 3, 5, 8, dan 40.
(Tin/Isk)