Mengenal Plato, Satelit NASA untuk Berburu Alien

Plato juga merupakan misi terbaru NASA untuk mencari exoplanet dengan karakteristik yang sama dengan Bumi.

oleh Jeko I. R. diperbarui 26 Jun 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2017, 08:00 WIB
Satelit
Satelit Plato. (Foto: Corriere.it)

Liputan6.com, California - Seperti diwartakan sebelumnya, Badan Antariksa Eropa (European Space Agency, ESA) berencana untuk memulai misi perburuan planet kembaran Bumi.

Tak menutup kemungkinan, mereka berharap bisa menemukan bukti kehidupan lain di exoplanet atau planet asing seperti adanya alien atau objek asing lain.

Mereka pun menyiapkan misi baru bernama Plato (Planetary Transits and Oscillations of Stars) yang berfokus pada pencarian exoplanet (planet asing) baru dengan karakteristik yang sama dengan Bumi.

Misi tersebut membutuhkan persiapan setidaknya sembilan tahun sehingga baru bisa dijalankan mulai 2026. Untuk langkah awal, ESA menyiapkan satelit khusus untuk menangkap keberadaan exoplanet di luar sana. Seperti apa karakteristik satelit ini? Apakah ada perbedaan spesifik dibanding satelit-satelit lainnya?

Seperti dilansir Mirror pada Senin (26/6/2017), yang membuat satelit Plato spesial karena ia memiliki 26 jenis teleskop. Teleskop-teleskop berperan mencari titik cahaya kecil sebagai tanda-tanda exoplanet. Mereka juga akan menganalisis massa, radius, dan usia dari masing-masing exoplanet yang ditangkap.

Setelah proses analisis selesai, mereka harus memastikan karakteristik yang masing-masing dimiliki exoplanet. Salah satu syarat utama sebuah exoplanet memiliki karakteristik yang sama dengan bumi dilihat dari caranya mengorbit ratusan ribu bintang.

"Peluncuran Plato akan memberikan kita kesempatan berkontribusi pada penemuan terbesar di dekade berikutnya, ini juga akan menjadi jawaban untuk eksistensi manusia terkait teka-teki kehidupan ekstraterestrial," kata Professor Don Pollaco di University of Warwick.

Pada Februari 2017, NASA menemukan tata surya baru yang ternyata juga dihuni exoplanet mirip bumi. Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut mencatat, ada sekitar tujuh planet dengan karakteristik yang berbeda-beda. Namun tidak bisa dipastikan apakah mereka menemukan tanda-tanda kehidupan atau adanya alien di dalam exoplanet.

Tiga dari tujuh planet tersebut berjajaran dalam zona layak dihuni. NASA menyebut zona ini dengan istilah "Goldilocks Zone". Ketiga planet diyakini memiliki laut pada permukaannya dan dapat menjadi sumber kehidupan utama manusia.

NASA masih belum yakin apakah keempat planet lainnya juga memiliki karakteristik yang sama dengan tiga planet yang memiliki lautan tersebut. Saat ini, mereka mencoba meneliti keberadaan tata surya itu di European Southern Observatory.

(Jek/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya