Bos Huawei: Transformasi Digital Butuh Infrastruktur

Huawei menyebutkan tahapan sebuah negara mengalami transformasi digital dan berevolusi menjadi kota yang aman dan cerdas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Nov 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2017, 12:30 WIB
Dari 50 Negara, RI Masuk Posisi 41 untuk Transformasi Digital
Indonesia masuk posisi 41 dengan nilai 34 dalam indeks global connectivity global (CGI) pada 2015 yang dikeluarkan Huawei.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Vendor jaringan Huawei menyebutkan tahapan sebuah negara mengalami transformasi digital. Infrastruktur untuk Information, Communication and Technology (ICT) adalah modal utamanya.

Deputy Chairman of Broad, Rotating CEO, Huawei Guo Ping mengatakan,‎ ‎ketika sebuah negara bergerak secara digital maka mengalami evolusi. Dia membagi transformasi digital ke dalam empat lapisan.

Lapisan yang pertama adalah tersedianya infrastruktur ICT, hal tersebut merupakan fondasi ekonomi digital. Yang kedua adalah keamanan, baik untuk fisik dan digital.

"Dunia keamanan diperlukan untuk pengembangan," kata Guo, saat menghadiri 2017 Huawei Asia Pacific Innovation Day‎, di Kuala Lumpur Malaysia, Kamis (9/11/2017).

Ia melanjutkan, untuk lapisan ketiga adalah mengembangkan lingkungan yang mampu mendukung industri ke arah digital. Hal ini dapat terjadi dengan cara membangun fondasi perlindungan privasi yang kokoh. Sedangkan lapisan keempat adalah berbagi informasi yang lebih luas.

"Data lebih banyak akan membantu kota-kota dan negara. Pemerintah lebih baik mengelola proses digitalisasi, pada akhirnya mempromosikan kota-kota yang lebih aman dan negara-negara yang lebih cerdas," tutur Guo.

Guo menekankan, inovasi teknologi dan ekosistem terbuka sangat penting bagi keberhasilan digital di wilayah Asia Pasifik. Huawei pun berkomitmen, akan terus bekerjasama dengan mitra untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan memastikan masa depan yang lebih baik untuk kawasan Asia Pasifik.

"Kita perlu berkolaborasi lebih luas dan berbagi pandangan seputar ekosistem, termasuk antara industri dan universitas di seluruh dunia. Kerjasama yang erat antara industri dan akademisi akan membantu memastikan ekonomi digital yang berkembang,"‎ ujarnya.

 

 

Kawasan Asia Pasifik Berpotensi Menjadi Kota yang Cerdas

Guo Ping, Deputy Chairman of Board, Rotating CEO Huawei
Guo Ping, Deputy Chairman of Board, Rotating CEO Huawei. Liputan6.com/Perbrian Eko Wicaksono

Wakil Perdana Menteri Malaysia dan Menteri Dalam Negeri, YB Dato' Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi, juga menyampaikan keynote speech pada acara tersebut. Dia mengungkapkan optimismenya tentang masa depan transformasi digital di kawasan Asia Pasifik.

Dia mendorong semua negara APAC untuk berkomunikasi lebih banyak dan bekerja lebih erat untuk mendorong yang positif dan berkelanjutan hasil ekonomi.

Juga pada acara ini, The Brookings Institution, kelompok pemikir di Amerika Serikat (AS), merilis laporan kota aman global, sebuah cetak biru kota-kota yang aman di seluruh dunia.

Temuan dari laporan tersebut mengindikasikan, dari perspektif infrastruktur, kawasan Asia Pasifik memiliki potensi yang sangat besar untuk kota yang cerdas dan pembangunan kota yang aman. Huawei menyoroti pengalamannya sendiri membantu Longgang District, Shenzhen, Tiongkok, membangun infrastruktur kota yang aman.

Keterbukaan, inovasi, kolaborasi, dan kesuksesan bersama merupakan tema umum dari hal acara tahun ini. Tony Q.S, Quek, Associate Professor dari Singapore University of Technology dan Desain (SUTD), berbicara tentang Inovasi Huawei Research Program yang mendanai inovasi bersama dengan universitas.

Profesor Dr. Orig Hang See dari Universiti Tenaga Nasional (UNITEN) dan VBhg Datuk Shahrol Azral Ibrahim Halmi. CEO Malaysia Petroleum Resource Corporation (MPRC), mempresentasikan contoh nyata industri tenaga listrik dan industri minyak dan gas bumi digital.

Xue Ding, co-founder Ofo, menggarisbawahi kemitraan perusahaan sepeda bersama dengan Huawei, yang membantu menggabungkan chip Internet of Things (IoT) di sepeda dan leverage buatan mereka. Xue mengindikasikan Ofo ingin bergabung dengan Huawei dan mitra lainnya untuk membangun ekosistem loT global.

Selama acara tersebut, Huawei menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan SME Corporation Malaysia, Universlti Malaysia Sabah, Pemerintah Negara Terengganu, dan CyberSecurity Malaysia, memperluas kerja sama di sejumlah domain, termasuk keilmuan.

Penelitian, inovasi, bakat, kampus cerdas. dan keamanan dunia maya. Bersama-sama, mereka akan mempromosikan ekonomi digital yang berkembang dan menjamin kemakmuran di kawasan Asia Pasifik.

Sejak debutnya di tahun 2013, Huawei Innovation Day telah diselenggarakan di London, Milan, Munich, Paris, Singapura, dan Sydney.

(Pebrianto Eko Wicaksono/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya